Belajar Olah Sampah dari Warga Kampung Naga Tasikmalaya
Selasa, 24 November 2015 - 15:59 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Berbicara mengenai sampah memang selalu menjadi masalah utama di manapun keberadaan kita, terlebih jika pemukiman berupa pedesaan yang jauh dari tempat pembuangan sampah menjadikan masalah besar jika suatu saat turun hujan sehingga menggenangi sebagian besar pemukiman akibat saluran pembuangan air yang tersumbat oleh sampah.
Terbatasnya pengelola sampah dari pemerintah di daerah Kampung Naga, Tasikmalaya, berdampak buruk jika sampah-sampah dari masyarakat terus tertumpuk dan tidak ada pengolahan sedikit pun. Sampah yang terus tertumpuk seiring bertambahnya penduduk berpengaruh terhadap tersebarnya penyakit yang siap membawa bibit penyakit untuk ditularkan kepada manusia di sekitar.
Secara berkala sampah akan dibakar dan abu dari pembakaran sampah akan diambil, lalu dicampur dengan kotoran hewan dan dibuat pupuk tanaman. Sehingga mereka tidak perlu membeli pupuk buatan cukup dengan pupuk organik yang dibuat dari campuran abu bekas pembakaran sampah dan kotoran hewan.
Program pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat Kampung Naga berdasakan pada prinsip reuse, recycle, dan reduce. Reuse adalah pengolahan sampah dengan menggunakan kembali sesuatu yang masih bisa dipakai. Recycle dilakukan saat tidak bisa direuse kemudian diolah misalnya sampah organik menjadi kompos, plastik-plastik bekas diolah menjadi tas, maupun dompet.
Sedang reduce dilakukan ketika sesuatu tidak bisa direuse dan di recycle, seperti pada penggunaan pembalut wanita, maupun kotak snack dari styrofoam. Barang-barang yang tidak bisa direuse ini kemudian diganti dengan barang-barang yang lebih alami yang bisa digunakan kembali.
(Cerita ini dikirim oleh Nining Rahayu)