Peran Guru dalam Pelaksanaan Ujian Nasional

Sumber :
  • ANTARA/ M Agung Rajasa

VIVA.co.id – Ujian Nasional (UN) merupakan bagian dari pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia,  diadakan secara bersama-sama, serentak secara nasional yang dimulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar sampai pada jenjang Sekolah Menengah Atas.

Ujian Nasional masih menuai pro dan kontra di masyarakat dan menjadi momok tersendiri bagi peserta didik. Ujian Nasional menjadi salah satu syarat kelulusan peserta didik pada jenjang pendidikan yang sedang ditempuh dan dijadikan sebagai patokan kualitas peserta didik, sehingga menimbulkan keresahan yang berdampak pada psikologis peserta didik.

Pro dan kontra UN belum menemui titik cerah. Sebagian masyarakat setuju UN diberlakukan di Indonesia dengan asumsi bahwa UN dapat menjadi alat evaluasi sistem pendidikan di Indonesia sudah berhasil diterapkan atau belum. Namun, sebagian masyarakat lainnya tidak setuju, dikarenakan UN bukanlah faktor yang menentukan peserta didik berkualitas atau tidak. Guru dan sekolah yang mampu mengukur kemampuan peserta didik baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pro dan kontra yang terjadi di masyarakat mengenai UN, menjadi bahan pertimbangan pemerintah untuk tetap melanjutkan atau tidak melanjutkan UN di sistem pendidikan Indonesia. Jalan tengah yang diambil pemerintah yaitu dengan tetap menerapkan UN, namun tidak menjadi syarat kelulusan. Kelulusan peserta didik diserahkan kepada masing-masing sekolah sesuai dengan sistem evaluasi di sekolah.

Tahun ini, sistem UN di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan yang signifikan dalam proses pelaksanaanya. Pemerintah berencana melaksanakan Ujian Nasional 2015 mengunakan sistem Computer Based Test (CBT) atau Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara bertahap mulai tahun ini sesuai dengan kemampuan sekolah.

Penyelenggaraan UN berbasis teknologi tidak akan terlepas dari dampak positif dan negatif. Berbagai respon dari seluruh lapisan masyarakat baik dari para praktisi pendidikan maupun dari masyarakat non praktisi terhadap UN online. Respon pro dan kontra pun terlihat di masyarakat.

Penyelenggaraan UNBK ini sebenarnya adalah salah satu solusi untuk meminimalisir kebocoran soal UN yang terjadi setiap tahunnya. Di berbagai media sosial biasanya setiap setelah pelaksanaan UN, selalu terjadi kecurangan. Jenis kecurangan yang terbanyak yaitu membeli bocoran jawaban dari tim sukses (guru dan pengawas), melalui pesan singkat, kertas contekan, atau kode bahasa tubuh.

Pesatnya kemajuan teknologi dan informasi menjadi alasan tertentu dilaksanakannya UNBK oleh pemerintah. Manfaat UN online menurut Pemerintah yaitu memperlancar proses pengadaan UN yang lebih cepat, meminimalisir kecurangan, meningkatkan mutu UN. Di samping berbagai manfaat dengan adanya pelaksanaan UN online, banyak hal yang harus diperhatikan dalam pengadaan dan pelaksanaannya. Seperti harus dipersiapkan dengan matang mengenai ketersediaan komputer di sekolah, sosialisasi dan pelatihan lebih lanjut kepada guru, pengawas dan peserta didik.