Untukmu yang Tak Lagi Bersamaku

Ilustrasi
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Kali ini aku akan menulis tentang beban hati dan pikiran yang jauh dari sebuah kata kebahagiaan. Untukmu yang telah pergi, untukmu yang telah tak bersamaku lagi. Kini kau putuskan tuk pergi tinggalkanku, kini akhirnya kumerasakan apa itu kehilangan. Saat ku tengah merasakan bahagia bersama seseorang yang selalu ada bersamaku, mengisi hariku dengan sejuta kenangan indah bersamamu.

Mungkin kini kau telah benar-benar melupakan semua itu. Kenangan saat kamu ngambek sama aku, kenangan akan nasehat-nasehat kamu, aku rindu saat-saat bahagia itu. Tapi apa mungkin aku bisa merasakan semua itu kembali, saat telah pupus semua harapan untuk bisa bersamamu lagi.

Kau telah pergi dari kehidupanku. Sosokmu yang selalu aku sayang kini hanyalah tinggal sebuah bayang. Sosokmu yang selalu ada di benakku, kini hanya tinggal kenangan yang membeku. Namun bagaimanapun itu, kau tak akan pernah hilang dari pikiranku. Karena sosokmu, telah ada dan akan selalu di dalam hatiku.

Hanya kata maaf yang bisa kuucap atas cintaku yang telah mengusik kehidupanmu. Aku tak menyesal kau meninggalkanku, tapi aku menyesal di masa lalu aku tak bisa membahagiakanmu. Aku selalu tersenyum kepada siapa saja, menipu semua orang agar mereka menganggapku tengah baik-baik saja. Karena apa yang kurasakan saat ini, cukup aku dan Tuhan yang tahu.

Aku yakin Tuhan maha mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam hati. Tak kupungkiri aku tengah merasakan sakit karenamu, karena di hatiku telah terukir sosok wajahmu. Semua daya dan upaya kulakukan agar kau tak pergi. Tapi apa yang dilakukan manusia tak akan berarti jika Tuhan memang tak menghendaki.

Tuhan, aku memohon satu permintaan, “Jika Kau takdirkan dia menjadi jodohku, hantarkan dia dalam pelukanku. Namun jika kau tak mentakdirkan kami bersatu lagi, pertemukanlah aku dengan sosok yang lain lagi, karena aku tak mau rasa sakit ini terus menetap dan abadi”. (Tulisan ini dikirim oleh Ian Wicaksana, Klaten)