Cinta dalam Sepotong Martabak di Bulan Ramadan

Berbuka puasa di panti asuhan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Banyak acara berbuka puasa bersama digelar setiap Ramadan. Baik dilakukan bersama sahabat, sambil reuni kecil, rekan kantor, sampai yang mengundang anak-anak panti asuhan. Hidangan berbuka pun beraneka macam, mulai dari yang tradisional maupun modern.

Di Bandung, baru-baru ini lebih dari seratus anak panti asuhan berbuka puasa dengan martabak manis. Acara buka bersama ini dilakukan di dua panti asuhan. Pertama di Asrama PSAA Taman Harapan, Jalan Nilem, Bandung, yang memiliki 65 penghuni panti dan 15 pengurus. Kedua, dilakukan di Panti Sosial An-Nida Rosada, Jalan Karapitan, Bandung, yang memiliki 75 penghuni panti dan 10 pengurus.

Jika biasanya para penghuni panti berbuka dengan kolak atau penganan lain yang sudah biasa, kali ini mereka diajak berbuka dengan martabak manis 10 rasa. “Saya yakin anak-anak ini tidak pernah mencicipi martabak ini karena harganya premium. Berdasarkan hal itu, kami mencoba mengajak mereka mencicipi martabak premium ini,” ujar Pak Yudi, pemilik Kedai Martabak Tropica di Jalan Burangrang Bandung.

Terlihat raut kegembiraan saat anak-anak putra dan putri berbuka puasa dengan martabak. Apalagi beberapa potong rasa martabak diberi topping warna-warni yang menggoda. Beberapa anak ada yang merasa tidak cukup mencicipi satu potong, bisa menambah karena Pak Yudi selaku donator memberi lebih jumlah potongan martabak untuk mereka.

“Suka. Rasanya enak,” kata Syifa, penghuni panti yang mengaku baru pertama kali merasakan maratabak premium ini, apalagi di saat buka puasa. Hati rasanya terenyuh saat melihat para penghuni panti berbuka dengan perasaan senang. Seandainya saja lebih banyak umat muslim yang tergerak hatinya untuk buka bersama di panti asuhan, tentu kebahagiaan mereka akan tetap terjaga.

Apalagi, menurut cerita pengurus panti, biaya pengeluaran untuk panti di bulan Ramadan sangat tinggi, terutama untuk makan. Sebab harga-harga bahan pokok naik tinggi, jadi berimbas kepada pengelolaan keuangan panti. Jadi bila ada yang menyumbang untuk berbuka, takjil maupun makan malam, itu akan sangat membantu pihak panti. Tidak hanya untuk kepentingan berbuka puasa, anak-anak panti akan sangat senang hatinya bila ada yang mau berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yatim piatu di panti dengan memberi baju untuk berlebaran.

Kembali ke acara buka bersama dengan martabak, Pak Yudi bukan seorang muslim, tapi hatinya tergerak untuk menyumbang kepada anak-anak panti asuhan. “Saya tergerak karena cinta kami kepada mereka,” ucap Pak Yudi. Semoga banyak lagi yang tergerak, terutama umat muslim, untuk memberi perhatian ke panti asuhan selama Ramadan ini. (Tulisan ini dikirim oleh Benny Rhamdani)