Jangan Menilai Buku Hanya dari Sampulnya

Ilustrasi buku.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Pernahkah kalian mendengar sebuah istilah yang berbunyi, “Jangan pandang buku dari sampulnya saja, tapi pandanglah dari isinya”. Jika pernah, mungkin kalian pasti sudah tahu maksud dari istilah tersebut. Sama seperti halnya buku, begitu juga manusia. Jangan pernah memandang buku dari sampulnya saja, tapi pandanglah dari isinya. Jangan pernah memandang seseorang dari fisiknya saja, tapi pandanglah dari hatinya.

Manusia memang bukan benda mati, tidak seperti sebuah buku yang merupakan benda mati. Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang ditakdirkan untuk bersosial dan berusaha untuk mencari teman dan pasangan. Yaitu makhluk yang saling membutuhkan antara satu sama lain, saling tolong menolong dan saling bahu membahu.

Terkadang seseorang hanya menilai orang lain dari fisiknya saja. Seperti seorang perempuan dalam memilih pasangan. Kalau laki-laki yang sedang melakukan pendekatan terhadap dirinya tidak setampan dan seganteng seorang aktor di dalam sebuah film yang disukainya, perempuan itu akan menolak. Bisa dengan halus ataupun dengan kasar.

Begitu pun dengan laki-laki, jika ada perempuan yang sedang melakukan pendekatan dengan dirinya. Kalau perempuan itu tidak secantik artis-artis yang sering muncul di layar televisi, mau itu model ataupun pemain film, tidak mau pastinya. Atau ada juga yang menginginkan pasangan yang yang seksi contohnya. Kalau tidak seksi dan menarik, pasti tidak mau menerimanya.

Tidak ada yang bisa disalahkan dari semua kenyataan tersebut. Tapi, kita sebagai manusia seharusnya tidak menilai seseorang dari sisi luarnya saja, mau itu fisik ataupun materi. Kalau kita hanya menilai seseorang dari fisik dan sisi luarnya saja, bagaimana dengan Tuhan yang tidak berwujud? Apakah kita masih bisa menilainya?

Kita sesama manusia tidaklah baik memandang seseorang dari fisik dan sisi luarnya, karena kodratnya semua manusia di bumi ini sama. Sama-sama makan nasi dan minum air. Bahkan, laki-laki ataupun perempuan itu sama saja, sama-sama makhluk ciptaan Tuhan. Yang membedakannya hanyalah jenis kelaminnya saja.

Baik laki-laki ataupun perempuan, tidaklah harus menilai seseorang dari fisiknya saja. Mungkin fisiknya memang tidak tampan, tidak keren, dan tidak ganteng, tapi mungkin saja kalau hatinya tulus dan ikhlas menerima segala kekurangan seseorang yang sedang didekatinya. Kita tidak tahu semua itu, tergantung dari cara kita menanggapi dan merespons orang tersebut. Jadi, janganlah pernah memandang sebuah buku hanya dari sampulnya saja. (Tulisan ini dikirim oleh Ridho Adha Arie, Pekanbaru)