Inovasi Pembelajaran Madrasah di Konferensi Praktik Terbaik

Siswa MTs Al-Mukhtariyah presentasi di depan para pejabat Kemenag.
Sumber :

VIVA.co.id – Demonstrasi percobaan IPA tentang pengaruh penutupan tanah dengan tumbuhan terhadap volume air yang dikeluarkan oleh tiga siswa MTs Al-Mukhtariyah, Bandung Barat, berhasil menginspirasi pejabat Kemenag (Kementerian Agama) dari 20 provinsi tentang pentingnya pembelajaran aktif di madrasah. Ketiganya mendemonstrasikan pembelajaran di madrasahnya pada acara Konferensi Praktik Terbaik Program Kerjasama Peningkatan  Mutu Madrasah di Jakarta. Yang dihadiri sekitar 40 pejabat Kemenag, pada 2 Desember 2016.

”Bencana banjir yang sering terjadi di Bandung Barat membuat kami tertarik melakukan percobaan ini. Hipotesis kami adalah tanah yang ditumbuhi tanaman dapat menyerap air dan mencegah terjadinya erosi tanah,” kata Zulfikar Eka, salah seorang siswa dalam presentasinya.

Ada tiga media sebagai bahan penelitian yang dibuat para siswa.  Di antaranya, tiga botol air minum kemasan 600 ml yang bagian tengahnya dibuka berbentuk persegi berukuran 5x12 cm.  Masing-masing botol tersebut dimasukkan 500 gram tanah dan penutup botolnya dibuka. Pada botol A hanya diberi tanah tanpa ada tanaman. Botol B ditanami sedikit tanaman. Dan botol C ditanami tanaman yang rimbun.

“Pada setiap ujung kepala botol ditempatkan wadah untuk menampung air yang keluar dari botol. Pada wadah penampung air di botol A, kami masukkan alat pendeteksi banjir yang dibuat pada saat pelajaran IPA fisika,” tukas Ihwan siswa lainnya, sambil menunjukkan alat dan bahan untuk membuat alat pendeteksi banjir tersebut.

Lalu setiap botol disiram air sebanyak 600 ml secara bersamaan. Hasilnya, botol C yang diberi tanaman rimbun, mengeluarkan air sebanyak 530 ml, sedangkan botol A dan B tetap mengeluarkan 600 ml air. Air yang dikeluarkan botol C warnanya juga lebih jernih dibanding botol A dan B yang sangat keruh. Botol A juga tampak lebih cepat mengeluarkan air sehingga memenuhi wadah penampung air dan membunyikan alarm alat pendeteksi banjir ketika air mencapai batas tertentu.

“Tanah yang ditumbuhi tanaman rimbun ternyata dapat menyerap air lebih baik dan mencegah terjadinya erosi. Sementara tanah yang tidak ada tanaman maupun hanya sedikit tanaman, volume air yang dikeluarkan sama dengan air yang masuk ke tanah. Dan tanahnya juga terbawa air sehingga menyebabkan erosi. Percobaan ini membuktikan bahwa kita semua harus menjaga kelestarian hutan dan melakukan reboisasi pada tanah-tanah yang gundul agar penyerapan air menjadi lebih baik dan mencegah terjadinya erosi atau tanah longsor,” papar Hilmi Azmi saat menyampaikan laporan hasil percobaannya yang mendapat tepuk tangan meriah dari peserta yang hadir.

MTs Al-Mukhtariyah merupakan salah satu madrasah mitra program Usaid Prioritas. Para guru, kepala madrasah, dan komite madrasah telah dilatih dan didampingi Usaid Prioritas dalam menerapkan pembelajaran aktif. Yang mendorong siswa belajar menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan budaya baca, dan manajemen berbasis sekolah.

“Dampak dari kemitraan ini adalah madrasah kami sekarang menjadi madrasah favorit. Pada lomba Biologi dan Fisika tahun 2015 di tingkat kabupaten, kami juga berhasil meraih juara pertama. Bahkan pada lomba IPA SMP dan MTs di tingkat provinsi tahun 2014, kami berhasil meraih juara pertama,” kata Ruba Nurzaman, Wakil Kepala MTs Al-Muktariyah yang ikut mendampingi para siswanya pada acara konferensi tersebut.

Melalui acara ini, Kemenag mendorong agar praktik-praktik yang baik dari Usaid Prioritas dapat disebarluaskan ke lebih banyak madrasah. Sejak tahun 2012 s/d 2016, Usaid Prioritas sudah melatih dan mendampingi 290 madrasah mitra. Dan lebih dari 3,000 madrasah sudah melakukan diseminasi pelatihan. Tetapi, masih ada sekitar 12,000 madrasah yang belum mendiseminasikan pelatihan ini.

”Kita sudah memiliki banyak contoh praktik-praktik baik di madrasah mitra Usaid Prioritas. Untuk itu kami mendorong Kemenag di provinsi dapat memanfaatkan fasilitator-fasilitator pelatihan Usaid Prioritas saat melaksanakan pelatihan di daerah masing-masing,” kata Abdullah Faqih, Kepala Seksi Bidang Kerjasama Kelembagaan Kemenag di sela-sela acara.

Setelah melihat presentasi siswa, Sastro Jago Harjono, Pengawas Kemenag dari Provinsi DKI Jakarta, menyampaikan bahwa madrasah-madrasah di Jakarta juga perlu mendapatkan pelatihan Usaid Prioritas. ”Praktik pembelajaran yang baik ini perlu disebarluaskan kepada para guru madrasah di Jakarta. Kami berharap Usaid Prioritas bisa melatih dan mendampingi madrasah-madrasah di Jakarta,” tukasnya. (Tulisan ini dikirim oleh Anwar Holil, Jakarta)