Ketika Wartawan Menulis Lirik Lagu dan Menyanyikannya

Imam M Nizar menyanyi di YouTube (foto : Repro Nur Terbit)
Sumber :

VIVA -- Bukan hanya rocker, wartawan itu juga manusia. Punya rasa, punya bakat jadi musisi dan pencipta lagu. Tidak hanya menulis berita, tapi juga bisa menulis lirik lagu sekaligus mendendangkannya di YouTube. Itulah Imam M Nizar, wartawan yang musisi.

"Ane pensiunan 2014 dari Kelompok Kompas Group. Tepatnya, dulu pernah di Tabloid Citra (KG) diperbantukan juga di Harian Kompas Minggu, Tv7 dan terakhir di Tabloid Nova, hingga pensiun....," kata Nizar kepada saya melalui pesan whatsApp.

Dalam salah satu lirik lagu yang ditulisnya, jelas mengikuti kata hati dan suasana hatinya saat itu.

Ku hapus air mataku....Usai sujud tengah malam panjatkan do'a. Menangis sesak di dada, terbesit masa laluku yang kelam.....

Sepenggal lirik tajuk "Sesal" --- yang disenandungkan Imam M Nizar ini, berharap ingin dijadikan pelajaran yang sangat berharga dalam hidup. Karena, sesal atau penyesalan datang tak di awal. Selalu di akhir.

"Sesal sebelum terlambat, ini yang dirasakan saat lagu diciptakan," kata Imam M Nizar, sebagai pencipta lagu "Sesal".

Bersyukur, terbesit penyesalan dan segera memperbaiki diri --- jika tak disebut taubattan nasuha. Karena yakin, hidup di dunia ini hanya sementara. Kematian adalah babak baru kehidupan kekal. Itulah prinsip dalam Islam.

Setidaknya, itu pula bunyi lirik seutuhnya yang ingin disampaikan dari lagu religi ini. Penggagas karya, selalu tak bosan-bosannya mengingatkan dirinya sendiri. Karena sadar, sebagai manusia biasa tak luput dari khilaf atau dosa. 

Apa yang diungkap, semoga punya efek makna dan bermanfaat bagi pendengar dan penikmat lagu lagu religi "genre" Nizar. 

Menurut pengakuan Nizar, musik dan mixsing mastering digarap oleh Alang Mjk Borneo, Sound Engginering, Jupri Vints Studio. Vedio Clip Design Grafis, Ahmad Syarifudin.

Tim produksi, Imagination Music dan Matadewi Management. Beralifiasi, Kabarhiburan, Kabartainment dan Senandung Syair Religi Tv (SSR Tv).

"Jika tak dari sekarang, kapan lagi untuk mengajak kebaikan bersama. Dan saling mengingatkan meski dalam senandung religi --- karena tak ada yang tahu, kapan ajal tiba. Mumpung masih ada waktu, tak ada istilah terlambat untuk kembali, hijrah ke jalanNya," harap Nizar (Nur Terbit, Netizen & Blogger)

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.