Probiotik, Bakteri Baik Pencegah COVID-19 Inovasi Mahasiswa UMM

Probiotik murni yang sudah di re-packing
Sumber :
  • vstory

VIVA – Virus corona rupanya mampu membuat masyarakat menjadi lebih giat dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Salah satunya dengan sering mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, atau penyemprotan disinfektan secara massif baik di ruang publik maupun di rumah sendiri.

Hal ini, membuat penggunaan zat kimia menjadi meningkat. Disinfektan sendiri biasanya mengandung beberapa zat seperti natrium hipoklorit, etanol, hingga alkohol.

Melansir pedoman penggunaan desinfektan dari Occupational Safety and Health Control, banyak bahan kimia dalam desinfektan bersifat korosif, toksik, atau iritasi. Jika digunakan tidak sesuai intruksi atau tanpa perlindungan yang tepat, cairan ini bisa membahayakan nyawa manusia.

Laman resmi Sekolah  Farmasi ITB juga menyebutkan bahwa penggunaan larutan hipoklorit pada konsentrasi rendah secara terus menerus dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan iritasi kulit dan kerusakan pada kulit, sedangkan penggunaannya pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kulit terbakar parah.

Untuk mengurangi zat kimia yang berlebihan ini, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) memperkenalkan tentang probiotik.

Probiotik adalah istilah yang digunakan untuk mikroogranisme hidup atau bakteri baik yang dapat memberikan efek baik untuk organisme lain.

Kelompok 22 ini pun mengenalkan probiotik yang sudah mereka olah dengan daun sirih sehingga dapat digunakan sebagai disinfektan, cairan pembersih lantai, maupun hand sanitizer. Karena berasal dari bahan-bahan alami, hasil olahan dari probiotik dan daun sirih ini pun lebih aman digunakan, bahkan saat terkena kulit orang dewasa maupun anak-anak.

“Cara mengolahnya yaitu dengan merebus 5 lembar daun sirih, lalu air rebusannya yang kita campurkan dengan 500ml probiotik dan 8lt air mineral. Untuk meleburkan probiotik dengan air rebusan daun sirih, kita gunakan 15gr garam inggris”, jelas Ushy Amalia, selaku koordinator kelompok.

Maudy Farah, salah satu anggota, juga menambahkan bahwa aroma dari probiotik memang sedikit asam, bercampur dengan aroma daun sirih sehingga sedikit menyengat.

Oleh karena itu, mereka menyarankan untuk menambah aroma makanan seperti pandan, lemon, atau kopi, sesuai selera. Selain sebagai cairan pembersih, probiotik juga tenyata dapat dikonsumsi, namun dengan olahan dan takaran yang berbeda sehingga menyehatkan untuk tubuh.

Mereka mengatakan bahwa dengan adanya probiotik, lebih menyeimbangkan ekosistem. Hal ini karena probiotik mampu memilah bakteri baik dan bakteri jahat yang seharusnya dibasmi.

Penyuluhan tentang probiotik mereka lakukan di 5 masjid Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sepanjang. (Mandalika Naurah).

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.