Simak Rahasia Bisnis UMKM pada Masa Pandemi

Inspirasi bisnis dari pekarangan yang tidak luas
Sumber :
  • vstory

VIVA – Pandemi Covid-19 menimbulkan dinamika yang menghentak-hentakkan semua tatanan kehidupan. Begitu banyak penyesuaian yang harus dilakukan sejak virus corona menyerang secara masif, tak terkecuali dalam dunia bisnis dan bakulan.

Mereka yang berjualan kecil-kecilan tentunya inginnya berkelanjutan. Namun tak disangka ketika “badai” menerjang, banyak adaptasi yang harus dilakukan agar tetap bertahan. Mau tak mau kebanyakan menggunakan cara online dalam memasarkan jualannya agar bisa bertahan hidup. Cara apapun dilakukan, termasuk jualan melalui Whatsapp.

“Beli, Gaes,” adalah salah satu sapaan yang saya dapatkan dari seseorang yang menawarkan barang jualannya melalui pesan Whatsapp. Walaupun tak menyukai sapaan ‘Gaes’, saya menjawab dengan sopan. Sekali, dua kali, tiga kali masih oke hingga kesekian kali, saya mulai tidak nyaman.

Dalam sehari bisa 3 – 5 kali pesan pribadinya masuk ke ruang percakapan kami. Isinya bukan lagi terlihat sebagai promosi melainkan seperti permintaan supaya membeli jualannya. Saya menolak dengan halus. Lha saya juga terdampak pandemi. Tentunya saya harus dengan ketat memerhatikan pengeluaran.

Tak membeli barang yang tak saya butuhkan. Sebelum pandemi saja saya seperti itu, apalagi pada masa pandemi seperti ini. Bagaimana mungkin saya membeli bakso tusuk seharga sepuluh ribu dengan jarak antar hampir 20 km? Jangan-jangan ongkos antarnya sudah seharga 3 tusuk bakso?

Lalu, saya beli bakso, masak cuma 1 tusuk, ndak etis rasanya. Secara sopan, paling kurang 5 tusuk.  Kalau 3 tusuk kayaknya terlalu sedikit. Di rumah kami, yang makan bakso hanya ketiga anak saya. Lima tusuk bakso sepertinya sangat serba salah. Beli 6, pengeluaran makin besar. Lagi pula, bagi rumah tangga yang sedang pengetatan keuangan, bakso yang dibeli dari jauh bukan pilihan penganan yang tepat. Kalau memang ingin, lebih baik membeli sama yang jual dekat rumah saja.

Di lain waktu ujaran “Beli, Gaes” menyapa lagi. Bisa 3 – 4 kali dalam sehari. Produknya berganti-ganti dan tak ada yang sedang saya butuhkan, seperti lipstik. Saya tidak menggunakan lipstik setiap harinya.

Dengan cara menjual seperti itu saya bisa menebak, beliau belum menyimak video Ligwina Hananto, seorang financial planner di channel YouTube Ninjaxpressid yang berjudul ‘Bagaimana Mengelola Bisnis di Masa Pandemi’. Ah ya, ini yang sebenarnya mau saya cerita jika ingin berbisnis saat pandemi.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.