Hadirnya Sekolah Online saat Pandemi Covid-19

Belajar di rumah, (ilustrasi). Foto: Antara/M Agung Rajasa
Sumber :
  • vstory

VIVA – Indonesia pertama kali mengonfirmasi kasus Covid-19 pada Senin 2 Maret 2020. Saat itu, Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua orang Indonesia positif terjangkit virus Corona yakni perempuan berusia 31 tahun dan ibunya berusia 64 tahun.

Terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020 tersebut, kini pada tanggal 16 November 2020 kasus Covid-19 telah mencapai kurang lebih 467.000 kasus.

Lalu bagaimanakah nasib Indonesia saat dilanda pandemi Covid-19 ini? Pandemi pada saat ini memiliki peran penting terhadap setiap perubahan sektor, baik sektor ekonomi, sektor pendidikan , sektor keamanan, dan sektor-sektor lain.

Kebijakan pemerintah juga sudah dikerahkan demi memutuskan rantai penyebaran Covid-19 ini. Seperti Pembatasan Berskala Sosial (PSBB) dan Social Distancing, salah satu dampak dari kebijakan tersebut dalam dunia pendidikan yaitu mengharuskan siswanya untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (secara daring).

Mungkin ini adalah salah satu jalan yang bisa pemerintah lakukan saat ini. Tetapi dengan adanya pembelajaran jarak jauh (secara daring), mengharuskan seluruh siswa untuk memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada.

Sedangkan tidak semua masyarakat Indonesia terdampak akan perkembangan teknologi tersebut, bahkan ada sebagian dari masyarakat masih minim dalam pengetahuan teknologi. Salah satu penyebabnya adalah daerah tempat tinggalnya yang jauh dari perkotaan.

Dana Anak-anak PBB (United Nations Children Fund/UNICEF) juga berpendapat, terhadap 4016 siswa di Indonesia pada awal Juni mengungkap aktivitas BDR terkendala dua masalah utama.

Pertama, yaitu sebanyak 35 persen responden mengeluh mengenai akses internet. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan bersekolah berupa akses internet, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja masih kurang cukup.

Kedua, 38 persen responden mengeluhkan kurangnya bimbingan guru, bimbingan dari guru yang dikeluhkan ini timbul karena banyak siswa merasa tugas-tugas yang diberikan terlalu banyak sehingga terjadinya ketidakseimbangan antara tugas dan penjelasan materi.

Dalam memahami pelajaran siswa memiliki cara yang bermacam-macam. Ada siswa yang bisa memahami hanya dengan menonton video saja tanpa harus bertatap muka, tetapi ada juga siswa yang haru bertatap muka langsung, dan cara pemahaman lainnya.

Dalam masalah ini orang tua juga memiliki peran dalam membantu anaknya, akan tetapi tidak semua orang tua mampu memenuhi kriteria tersebut. Apalagi akhir dari pandemi Covid-19 ini tidak dapat diprediksi kapan berakhir.’

Mungkin sekolah online ini salah satu alternatif yang akan dipertimbangkan untuk diterapkan dalam jangka waktu yang tidak sebentar.

Tetapi, diperkirakan dalam tahun 2021 sekolah boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan “Jadinya bulan Januari 2021.

Jadi daerah dan sekolah diharapkan dari sekarang kalau siap melakukan tatap muka, kalau ingin melakukan tatap muka, harus segera meningkatkan kesiapannya untuk melaksanakan ini dari sekarang sampai akhir tahun,” jelas Nadiem pada Jumat (20/11/2020) lewat akun YouTube Kemendikbud RI. Sekolah juga harus memenuhi persyaratan agar dapat membuka pembelajaran tatap muka.

Jadi, sekolah tatap muka akan diadakan tahun 2021 tetapi tetap harus memenuhi protokol kesehatan. Sekolah dan juga siswa harus bergotong royong untuk sama-sama menjaga.

Dan dengan adanya berita tersebut banyak sekali siswa yang merasa senang. Karena masalah-masalah yang timbul akibat kendala sekolah online akan teratasi. Semoga kembali dibukanya sekolah tatap muka ini dapat berjalan dengan lancar.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.