Menteri Agama Jangan Urus yang Remeh-temeh

Menteri Agama Fachrul Razi
Sumber :
  • vstory

VIVA - Ide soal pelarangan cadar dan celana cingkrang untuk ASN yang dikemukakan oleh Menteri Agama Fachrul Razi terlalu mengada-ada dan terkesan lebay.

Apalagi jika ide pelarangan tersebut hanya karena alasan itu bukan budaya Indonesia, perlu kiranya Menteri Agama (Menag) memperbanyak literasi agar tidak salah paham mendefinisikan budaya Indonesia.

Budaya Indonesia tumbuh dan berkembang secara dinamis melalui akulturasi dengan pelbagai kebudayaan dan peradaban di dunia ini. Jika pun, ada budaya yang berbeda dengan kebiasaan asli orang Indonesia, maka budaya masyarakat bisa menerima perbedaan tersebut.

Selama ini banyak budaya dan kebiasaan yang bukan berasal dari budaya asli Indonesia. Termasuk cara berpakaian. Jas, celana jeans, kemeja, bahkan beberapa model tutup kepala juga bukan asli Indonesia. Namun, selama ini kebiasaan berpakaian yang demikian bisa diterima dengan baik dalam pergaulan sosial masyarakat Indonesia.

Sebaiknya Pak Menag perbanyaklah membaca dan berdiskusi, berdialog dengan berbagai kalangan sebelum menyampaikan ide atau gagasan agar memiliki nilai ide dan gagasan tersebut.

Jangan sampai, Menteri Agama mengurusi hal yang remeh-temeh, apalagi aturan UU ASN juga tidak melarang pakaian tersebut.

Banyak problem keagamaan yang perlu diselesaikan oleh Menag yang lebih substantif. Masalah rentannya hubungan antar umat seagama dan beragama.

Catatan masalah hubungan seagama dan antar umat beragama sangat banyak dan perlu penyelesaian yang baik dengan langkah-langkah kongkrit dari kementerian agama dan tentu langkah tersebut bisa diterima oleh semua pihak.

Belum lagi pengelolaan haji yang masih banyak kekurangan di sana-sini. Menag bisa lebih fokus agar pengelolaan haji lebih transparan dan melayani tamu-tamu Allah dengan baik.

Dari pelbagai laporan lembaga antikorupsi, Departemen Agama juga termasuk yang masih rentan dan rawan prilaku koruptif. Baiknya Menag segera menyusun road map agar Departemen Agama menjadi "island of integrity'.

Saya takutnya Pak Menag ini, memiliki program melawan radikalisme, tapi salah mengartikan radikalisme adalah masalah berpakaian. Wallahualam. ? (Penulis: Mahmuddin Muslim, Relawan Eksponen HMI untuk Jokowi, Ketua Baitul Muslimin Indonesia)

 

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.