Indonesia dalam Merespon Ancaman Covid-19

Sumber : pixabay
Sumber :
  • vstory

VIVA – Novel Coronavirus atau biasa disebut dengan Covid-19, merupakan salah satu jenis baru dari corona virus yang terjadi pada bulan Desember tahun 2019. Virus ini pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina. Karena merupakan virus yang baru, maka belum ada penelitian yang mendalam mengenai gejala, efek, atau metode penyebaran dari virus Covid-19.

Walaupun virus ini baru ditemukan, ternyata penyebarannya terjadi begitu cepat. Negara-negara lain selain Cina, satu persatu mulai melaporkan temuan kasus Covid-19 di negaranya masing-masing. Beberapa negara yang terpengaruh antara lain Selandia Baru, Arab Saudi, Korea selatan, Vietnam, Taiwan, Amerika dan masih banyak lagi dan tidak terkecuali Indonesia.

Kemunculan Covid-19 sebagai virus jenis baru, bisa menjadi salah satu bentuk dari ambiguous threat atau ancaman yang ambigu. Merujuk pada artikel yang berjudul Facing Ambiguous Threat yang ditulis oleh Michael Roberto dkk, ancaman ambigu adalah ancaman yang dampaknya belum jelas, apakah memiliki risiko tinggi atau rendah. 

Dalam menghadapi ambiguous threat, peran para pemimpin negara menjadi sangat penting dalam merespon ancaman tersebut terutama untuk membaca situasi, memprediksi, hingga mengambil keputusan dalam menghadapi ancaman tersebut. Hal tersebut karena, jika salah ataupun terlambat dalam menentukan langkah maka risikonya bisa saja sangat buruk. Sehingga, pengambilan langkah yang tepat dan cepat bisa mengurangi risiko.

Respon Negara Indonesia

Banyak yang menganggap, bahwa respon Indonesia terhadap pandemic Covid-19 terlambat.  Saat virus mulai mewabah di luar negara Cina,  respon pemerintah Indonesia seolah-olah terlalu percaya diri bahwa virus tersebut tidak akan masuk dan mewabah di Indonesia.

Selain itu, muncul pernyataan seperti Indonesia yang memiliki keuntungan dari segi cuaca yang panas karena suhu yang tinggi akan melemahkan virus ini. Selain itu, masyarakat Indonesia juga diklaim memiliki kekebalan tubuh yang tinggi sehingga tidak mudah terinfeksi dan lain sebagainya. Bahkan, saat negara lain sudah melaporkan temuan kasus, Indonesia belum sama sekali menemukan ataupun melaporkan kasus Covid-19.

Hal ini mungkin saja menimbulkan pemikiran masyarakat bahwa Covid-19 tidak akan masuk ke Indonesia. Padahal, potensi masuknya virus corona ke Indonesia itu cukup tinggi karena adanya jalur penerbangan langsung ke Wuhan, Cina yang merupakan titik asal virus tersebut.

Respon Negara Asing

Beberapa negara yang disebut memberikan respon cepat terhadap pandemic Covid-19, yaitu  Selandia Baru. Setelah WHO menetapkan virus  Covid-19 sebagai pandemi, Jacinda Ardern (Perdana menteri Selandia Baru) membatalkan acara peringatan peristiwa penembakan Christchurch, yang akan dihadiri oleh massa yang banyak.

Selain itu, ia juga memerintahkan kepada hampir seluruh orang yang memasuki Selandia baru untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Ia juga memberikan pengertian dan informasi yang rinci kepada masyarakat, tentang kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Kepemimpinannya dikatakan menggunakan pendekatan empati dan sains.?

Dalam menghadapi ancaman virus Covid-19 kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat sangat diperlukan, Pemerintah bisa melakukannya dengan membuat kebijakan yang jelas dan transparan kepada masyarakat. Sedangkan, masyarakat bisa mematuhi peraturan pemerintah, mengawasi pelaksanaan kebijakan pemerintah, serta membantu sesama.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.