PSSI, Pengelolaan Piala Dunia U-20 Harus Terbuka!

Siapkah PSSI menjadikan Piala Dunia U-20?
Sumber :
  • vstory

VIVA - Piala Dunia U-20 tidak terasa sudah di depan mata, kurang dari 1 tahun lagi perhelatan akbar sepakbola dunia U-20 akan dilangsungkan di Indonesia. Presiden Jokowi sudah memberikan jaminan terhadap kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah, namun hingga saat ini dalam level teknis minim persiapan.

Namun yang tersaji di publik, bukannya persiapan teknis tim nasional dan kesiapan tuan rumah, melainkan politisasi soal pelatih kepala tim nasional. Bukannya persiapan infrastruktur, rencana kerja panitia, atau berita tentang koordinasi PSSI dengan pemerintah, melainkan sliding tackle kepada Shin Tae Yong (STY) dengan dalih harga diri bangsa.

Menpora Zainudin Amali pun dibuat gusar dengan politisasi jabatan pelatih kepala. Statement Menpora dalam Youth & Sport Virtual Conference yang diadakan I’M Gen Z (Indonesia Millenials and Generation Z), ia sangat bijak untuk tidak masuk dalam area / ranah soal pelatih kepala. Namun ternyata dukungan untuk STY membanjiri lini massa sekaligus mencerca sikap Indra Sjafrie dan antek pendukungnya. Inilah yang kemudian kita sebut, suara netizen suara Tuhan.

Concern Menpora sangat beralasan, mengingat kurang dari 1 tahun Piala Dunia U-20 di depan mata. Event itu akan menjadi perhatian dunia, sekaligus mendongkrak perekonomian negara yang saat ini sulit akibat pandemi. Event yang akan diperkirakan melibatkan jutaan orang itu tentu diharapkan dalam memutar roda perekonomian, namun sayang hingga saat ini tidak ada bukti nyata persiapan dilakukan dengan maksimal.

Apalagi Presiden sudah memberikan lampu hijau untuk pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Segala kelengkapan yang disyaratkan oleh badan sepakbola tertinggi dunia, FIFA, disanggupi pemerintah. 6 Stadion yang ditunjuk sebagai tuan rumah direnovasi.

Sayangnya, saat dukungan sudah ada PSSI malah melempem. Jangankan persiapan, yang ada malah konflik dan intrik di internal PSSI. Tidak heran jika Menpora mulai bereaksi. Seriuskah PSSI menyambut pesta besar yang tentunya membawa harkat dan martabat negara. Dalam hal ini wajah Presiden Jokowi yang dipertaruhkan.

Menpora sebetulnya sudah cukup menahan diri sejak Ratu Tisha ‘mengundurkan diri’. Di mata negara Ratu Tisha adalah sosok yang aktif melobi FIFA. Disusul kemudian ribut-ribut soal rebutan jabatan di PT. Liga Indonesia Baru, dimana korbannya kali ini adalah Cucu Sumantri (Wakil Ketua Umum PSSI) yang lengser dari jabatan Dirut PT. LIB.

Yang terbaru adalah ‘perang dingin’ pelatih Timnas Indonesia asal Korea Selatan Shin Tae Yong yang membongkar bobrok PSSI ke media Korea Selatan. Sayangnya PSSI tidak menanggapi dengan bijak. Justru Kepala Satgas Timnas, badan yang sangat kontroversial dan ditentang banyak pihak, dengan angkuhnya mengeluarkan ancaman akan memecat Shin Tae Yong. Pernyataan Indra Sjafri soal harga diri bangsa, disusul pembelaan antek-antek Indra Sjafri.

PSSI entah pikun atau pongah, merasa bahwa PSSI akan menjadi penyelenggara tunggal dalam event Piala Dunia U-20. Memangnya 6 stadion yang ditetapkan sebagai stadion pelaksana Piala Dunia itu milik PSSI? Memangnya PSSI bisa jadi tuan rumah kalau Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan tidak mengeluarkan surat jaminan dan dukungan terhadap Event Piala Dunia U-20 di Indonesia? Memangnya PSSI tidak pakai APBN untuk event piala dunia?

Indonesia sukses sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Kepanitiaan bersama antara KOI dan pemerintah diwujudkan dalam INASGOC melalui Keppres. Ketua INASGOC adalah Erick Tohir sebagai Ketua KOI.

Ketua Dewan Pengarah Wapres, susunan wakil ketua pun terdiri dari para menteri dan (purn) TNI Sjafrie Sjamsoedin. Kolaborasi panitia bersama bentukan Presiden Jokowi terbukti sukses, dan akan kembali diadopsi oleh pemerintah dalam Event Piala Dunia U-20 yang dipertegas oleh Menpora bahwa kepanitiaan Piala Dunia dibentuk melalui Keppres.

PSSI sebelumnya telah menunjuk wakil ketua umumnya yakni Iwan Budianto sebagai Ketua Panitia Piala Dunia U-20. Posisi Iwan Budianto perlu segera dikuatkan melalui Keppres untuk dapat berkolaborasi dengan pemerintah.

Seperti ketika Erick Tohir sebagai ketua KOI menjadi Ketua INASGOC. Persoalannya kenapa Keppres tak kunjung turun? Apa karena PSSI belum selesai membuat rencana kerja dan budget? Mengingat ini akan menggunakan dana APBN. Kalau soal lokasi TC saja sampai saat ini belum jelas, sangat wajar kiranya Menpora menyentil PSSI secara terbuka.

Event Piala Dunia U-20 ini harus dikelola secara terbuka dan akuntable, tidak bisa dibuat tertutup. Negara mengamati dan rakyat mengawasi, pengelolaan event internasional secara tidak profesional dan ugal-ugalan ini harus disudahi agar nama bangsa dan negara Indonesia tidak dipermalukan saat perhelatan akbar itu.

Apalagi, untuk Indonesia dapat tampil di ajang bergengsi seperti Piala Dunia seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Pertanyaannya, siapkah PSSI menjadikan Piala Dunia U-20 sebagai mimpi indah? Atau jangan-jangan Piala Dunia U-20 akan menjadi aib baru buat sepakbola Indonesia. Jadi mau bagaimana PSSI? (Budi Setiawan, Chief Eksekutif I’M Gen Z / Former Deputi Sekjen PSSI 2016)

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.