Catatan Ringan: Wahai Pemerintah, Jangan Lupakan Penanganan TBC

Ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit.
Sumber :
  • vstory

VIVA - Fokus perhatian pemerintah terkuras habis pada penanganan Covid-19. Bukan saja menguras perhatian, tapi juga pandemic Covid-19 juga menyedot anggaran yang demikian luar biasa. Akibatnya penanangan pada penyakit menular lainnya, seperti tuberkulosis (TBC) terbengkalai. Padahal jumlah kasus dan angka kematian yang disebabkan TBC jauh lebih besar dari jumlah kasus dan angka kematian yang disebabkan Covid-19.

Menurut data Kementerian Kesehatan, jumlah penderita TBC di Indonesia sebanyak 845 ribu orang lebih. Yang telah ditemukan sekitar 540 ribu orang atau 69 persen. Sisanya sebesar 31 persen penderita TBC lainnya belum ditemukan. Jumlah penderita TBC sebesar itu menempatkan Indonesia di posisi ketiga negara dengan jumlah kasus tuberculosis terbanyak di dunia setelah China dan India.

Lebih lanjut data Kemenkes menyebutkan dalam setiap jam ada 13 orang yang meninggal akibat TBC. Artinya dalam sebulan sebanyak 9.490 orang atau sebanyak 113.880 jiwa meninggal setiap tahunnya.

Sementara jumlah penderita Covid-19 per Selasa (7/7), jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 66.226 orang. Tercatat sebanyak 3.309 meningal dunia.

Bila dilihat dari data di atas, jumlah penderita TBC dan angka kematiannya jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah dan angka kematian yang disebabkan Covid-19.

Lantas kenapa pemerintah seperti melupakan TBC? Padahal penhyakit TBC tak kurang berbahayanya dibanding Covid-19.

Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi global oleh badan Kesehatan dunia WHO yang membuat pemerintah mau tak mau harus mengeluarkan seluruh sumber daya untuk menangani pandemi tersebut. Selain itu, TBC bisa jadi dianggap sebagai penyakit biasa dan tidak berbahaya, meski efeknya tak kalah mematikan dibanding Covid-19.

Akibat terkurasnya perhatian pemerintah pada penanganan pada pandemi Covid-19 dikuatirkan penyebaran dan penderita penyakit TBC semakin meningkat jumlahnya. Untuk itu meski perhatian dan sumber daya pemerintah tersedot oleh penanganan pandemic covid-19, penanganan TBC haruslah tetap memperoleh porsi yang cukup. Agar penyebaran TBC bisa dikendalikan. (Lalu Mara Satriawangsa)

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.