Membangun Kualitas Bangsa dengan Budaya Literasi

Literasi
Sumber :
  • vstory

VIVA – Perkembangan zaman tidak dapat kita hindari namun harus disikapi dengan mengadaptasikan diri dengan perubahan, begitu juga dengan perubahan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi alias IPTEK.

Perubahan dalam bidang IPTEK memengaruhi kehidupan masyarakat dari kalangan bawah hingga atas. Namun, generasi terdahulu telah membuktikan kepada kita bahwa manusia sanggup serta mampu untuk menghadapi itu semua.

Walaupun IPTEK pada zaman dahulu tidak semuthakhir pada saat ini, tapi semangat militan yang mereka miliki tak pernah surut. Sehingga jejak keabadian mereka tinggalkan untuk generasi bangsa dan masih dapat kita nikmati dan dipelajari pada saat ini.

Seiring berkembangnya zaman dan masuknya Indonesia di era revolusi 4.O ini menuntut banyak untuk tidak hanya memiliki hard skill namun juga soft skill. Namun, dalam penyelenggaraannya untuk mendapatkan skill-skill yang dimiliki, nyatanya masih banyak generasi bangsa yang ingin mendapatkannya secara instan dan mereka meninggalkan kegiatan utama yaitu membaca.

Kegiatan yang menjadi daya tarik para generasi bangsa teralihkan kepada gawai dan televisi. Dari hasil survei tahun 2016 yang dilakukan US Agency For International Development (USAID) cukup mencengangkan.

Rata-rata orang Indonesia menonton tayangan televisi selama 300 menit per hari (5 jam per hari), bandingkan dengan rata-rata negara maju, yang penduduknya hanya butuh waktu 60 menit (1 jam per hari). Scientific And Cultural Organization (UNESCO) mencatat indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, pada setiap 1.000 orang, hanya ada satu orang yang punya minat membaca.

Kemampuan membaca mempunyai peranan yang sangat penting dan merupakan salah satu kunci dalam menuju kesuksesan seseorang. Karena semua yang kita dapatkan tidak terlepas dari yang namanya kegiatan membaca.

Indonesia pada saat ini dapat dilihat dengan gencarnya pemprogramkan budaya literasi di berbagai tingkat pendidikan, sehingga timbul sebuah era yang dinamakan dengan era literasi.

Era literasi adalah yang menggambarkan kemampuan seseorang dalam berinteraksi, berkomunikasi, dan beraktualisasi yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan.

Masyarakat Indonesia khususnya generasi muda yang merupakan kaum intelek merupakan agen perubahan untuk Indonesia unggul dan menjawab tantangan global. Membangun suatu kebudayaan tentu harus dengan mengoptimalkan generasi muda yang populasinya pada saat ini mengalami peningkatan dengan kata lain bonus demografi.

Peran generasi muda sangat penting dan dibutuhkan mengingat bahwa semangat juang yang tinggi, kreatif dan juga inovatif. Membangun kualitas suatu bangsa ditentukan dengan kecerdasan dan pengetahuan para masyarakatnya. Kecerdasan didapatkan dengan adanya ilmu pengetahuan, sedangkan ilmu pengetahuan didapatkan dari informasi secara lisan dan tulisan (Literasi).

Literasi merupakan kecakapan hidup yang dapat menjadikan manusia berfungsi secara maksimal dalam masyarakat. Kecakapan dalam hidup bersumber dari bagaimana literasi itu diterapkan dengan kegiatan berpikir kritis.

Sekarang ini literasi memiliki makna yang begitu luas mulai dari literasi media, teknologi hingga ekonomi. Semua aspek kehidupan dapat dicapai dengan adanya literasi. sehingga semua orang terjaga akan informasi, berpikir dan peka lingkungan terhadap bidangnya.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh International Education Achievement (IEA) pada awal tahun 2000 menunjukkan, bahwa kualitas membaca anak-anak Indonesia menduduki urutan ke 29 dari 31 negara yang diteliti di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh IEA tersebut membuktikan bahwa Indonesia memiliki kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih rendah.

Dengan demikian penulis memiliki beberapa agenda solusi yang layak untuk dijadikan sebagai jalan untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia yaitu :

1. Memperbaiki kualitas pendidikan dan juga meningkatkan pemerataan pendidikan di Indonesia sehingga dapat mejangkau seluruh wilayah Indonesia dengan tujuan mengurangi jumlah penduduk yang tidak melek akan huruf dan angka.

2. Memperbanyak perpustakaan dengan mendirikan di unit wilayah terkecil mulai dari RT dan RW.

3. Memperdayakan kemajuan teknologi dengan membuat program ebook yang dapat diakses dengan mudah, murah dan cepat.

4. Memberdayakan penerbit buku sehingga generasi terpacu untuk menciptakan karyanya dengan mengutamakan kualitas.

5. Melakukan kegiatan lomba secara berkala untuk meningkatkan minat literasi.

6. Mendukung masyarakat yang memiliki tujuan dalam pengembangan IPTEK.

Kemajuan suatu bangsa didasari oleh penguasaan literasi dan bagaimana cara penerapannya secara nyata, budaya literasi yang diterapkan akan menjadi suatu dobrakan untuk menanamkan pada generasi muda sejak dini.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.