Keuntungan Menggiurkan Budidaya Padi Organik

Ilustrasi padi.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Saat ini sedang tren budidaya berbagai tanaman secara organik, tidak terkecuali budidaya padi organik. Permintaan tanaman organik memulai meningkat di pasaran, sebagian masyarakat mulai sadar akan manfaat besar yang diberikan oleh tanaman yang dibudidaya secara organik.

Sehingga tidak sedikit para petani padi yang mulai beralih dari budidaya padi secara konvensional ke budidaya secara organik setelah melihat peluang pasarnya yang menjanjikan. Padi organik sendiri merupakan jenis budidaya padi yang dilakukan secara menyeluruh dari proses produksi, sampai proses pengolahan hasil yang dikelola secara alami dan ramah lingkunagan tanpa penggunaan bahan kimia dan tanpa rekayasa genetik, sehingga menghasilkan produk padi yang sehat dan bergizi.

Kesadaran akan dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia sintesis dalam pertanian. Membuat pertanian secara organik menarik perhatian baik ditingkat produsen maupun konsumen. Para konsumen akan cenderung untuk memilih produk pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan, sehingga membuat meningkatnya permintaan produk organik.

Keuntungan Budidaya Padi Organik

Hingga saat ini tidak bisa dipungkiri, bahwa pengggunaan pertisida oleh para petani seakan hal yang wajib untuk mendapatkan panen yang besar. Walaupun penggunaan pestisida memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan juga manusia, namun masih tinggi tingkat penggunaannya di kalanagan petani. Bahkan menurut beberapa penelitian yang pernah dilakukan, hasil panen yang menggunkan pestisida dapat menurunkan kesehatan manusia.

Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, mulai dikenalkan pertanian secara organik untuk mencegah beberapa penyakit pada manusia. Namun walaupun mempunyai banyak manfaat dan keuntungan tidak sedikit petani yang masih ragu menerapkan pertanian secara organik pada tanamannya.

Maka untuk itu berikut selengkapnya keuntungan budidaya padi organik.
1. Harga Jual Lebih Tinggi

Hasil budidaya padi organik memiliki nilai jual lebih tinggi hingga mencapai dua kali lipat, jika dibandingkan dengan budidaya padi sawah yang masih menggunakan pestisida. Bisa dilihat di pasaran saat ini harga beras berkisar Rp 10.000 hingga Rp 12.000 per kg. Jika dibangdingkan dengan harga beras merah organik yang bisa mencapai Rp 24.000 hingga Rp 30.000 per kg, lebih tinggi dua kali lipat. Jelas lebih menguntungkan beras organik.

2. Hasil Budidaya Padi Organik Banyak Peminatnya

Jangan anggap remeh tren hidup sehat yang saat ini mulai diterapkan oleh masyrakat Indonesia. Kesadaran pentingnya menjaga kesehatan tubuh membuat masyarakat akhirnya memilih bahan makanan hasil pertanian organik. Saat ini selain beras organik, bahan lain seperti sayuran dan buah-buahan dibudidaya dari masa penanaman hingga panen tidak tersentuh bahan kimia berbahaya.

Bisa Anda lihat di media sosial atau media digital lainnya, sudah banyak jasa layanan belanja bahan makanan organik seperti beras, sayuran, buah, dan lainnya. Hal ini menjadi bukti bahwa pertanian organik seperti budidaya padi organik memiliki banyak peminat.

Maka jangan terlalu khawatir jika hasil panen anda tidak akan laku. Orang yang memiliki kesadaran tinggi akan hidup sehat, tidak akan terlalu memikirkan harga bahan makanan yang mahal asalkan dapat menyehatkan tubuh.

3. Menjaga Kesehatan Lingkungan

Pertanian secara organik mengharuskan melakukan pembiaran terhadap organisme pengganggu, selama masih di bawah ambang batas untuk tidak perlu dibasmi. Dengan membiarkan organisme untuk tetap hidup, berarti juga menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan.

Sebab walaupun merupakan hama, namun keberadaannya tetap dibutuhkan sebagai penyeimbang. Penggunaan pertisida berbahan kimia untuk membasmi organisme pengganggu, kadang akan ikut membunuh organisme yang baik bagi lingkungan. Maka keseimbangan ekosistem lingkungan akan terganggu.

Dengan membiarkan organisme pengganggu tanaman padi mungkin akan menimbulkan resiko tampilan tanamam akan jelek dan tidak sempurna. Tapi, itu juga membuktikan tanaman bebas zat kimia pertisida karena organisme lain menyukainya.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.