Kemiskinan di Indonesia selama Pandemi COVID-19

Ekonomi Kemiskinan
Sumber :
  • vstory

VIVA – Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.

Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.

Sebagian orang memahami istilah ini secara subjektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup :

Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan,tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi.

Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada zaman modern. 

Pemerintah Indonesia yang berorientasi mengembangkan Indonesia menjadi negara maju dan mapan dari segi ekonomi tentu menganggap kemiskinan adalah masalah mutlak yang harus segera diselesaikan di samping masalah lain yaitu ketimpangan pendapatan, strukturisasi pemerintahan, inflasi, defisit anggaran dan lain -lain.

Peningkatan jumlah penduduk miskin ini disebabkan adanya permasalahan pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum menunjukkan tren penurunan.

Pandemi Covid-19 muncul di Indonesia pada awal Maret 2020. Setelah kemunculan pertama, beberapa kasus Covid di Indonesia terus bermunculan, hingga akhirnya pemerintah Indonesia memutuskan untuk menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Kebijakan PSBB mengharuskan masyarakat Indonesia untuk tetap berada di rumah dan melakukan aktivitas terbatas di luar rumah hanya untuk keperluan yang mendesak. Tetapi, bagi sebagain orang khususnya masyarakat yang bekerja di sektor informal, himbauan tersebut kerap tidak dipatuhi karena kebutuhan untuk hidup harus tetap terpenuhi

Pemerintah sudah menghitung dampak terburuk virus corona dengan skenario berat hingga lebih berat. Yang jelas, pandemi Covid-19 meningkatkan jumlah kemiskinan dan pengangguran.

Padahal dalam 5 tahun ini, pemerintah terbilang sukses untuk menekan angka kemiskinan dan penganguran. Namun hadirnya Covid-19, menekan semua perekonomian di berbagai negara.

Di sisi lain, pemberlakuan social distancing, physical distancing, hingga PSBB berdampak pada masalah sosial dan ekonomi di masyarakat. Di mana, sebagian masyarakat kehilangan pendapatan, tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, terutama rumah tangga miskin dan rentan serta sektor informal.

Daya beli dan konsumsi masyarakat turun. Selain berdampak bagi rumah tangga, pandemi corona juga berdampak pada UMKM, yang tidak dapat melakukan kegiatan usaha dan terganggu kemampuannya dalam memenuhi kewajiban kredit sehingga kredit bermasalah atau NPL perbankan bagi UMKM bisa meningkat signifikan, yang berpotensi makin memperburuk kondisi perekonomian.

Angka Kemiskinan di Indonesia Naik Selama Pandemi. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan angka kemiskinan di Indonesia naik pada periode September 2020 yakni jumlah penduduk miskin naik 1,63 juta jiwa atau 0,56 persen selama masa pandemi Covid-19.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.