500 Tahun Mengelilingi Bumi: Kejayaan Rempah Indonesia (1)

Replika Kapal Victoria di Spanyol. Victoria satu-satunya dari lima kapal Armada Maluku yang berhasil berlayar mengelilingi Bumi dalam upaya menuju kepulauan rempah Maluku. Perjalanan berlangsung selama tiga tahun dari 20 September 1519 - 06 September 1522
Sumber :
  • vstory

VIVA – Tanggal 06 September 1522, sebuah kapal tongkang dengan lambung sedikit besar untuk kargo memasuki perairan Spanyol di bagian barat daya. Perlahan kapal merapat di muara sungai legendaris Guadalquivir, sebuah sungai berpenampang besar dan panjang di barat daya Spanyol yang penamaannya bersumber dari Bahasa Arab “Wadi Al-Kabir” yang berarti Sungai Besar.

Penamaan sungai ini terkait dengan keberadaan orang-orang Moor pada abad pertengahan di Semenanjung Iberia (kini Portugal dan Spanyol) yang kala itu wilayah ini mereka namakan Al-Andalus.

Seorang laki-laki berdiri di anjungan sementara awak kapal lainnya berjumlah 17 orang tergeletak lemas di dek kapal. Penyakit kudis dan kelaparan mendera para kru. Orang-orang di sekitar muara di sebuah daerah bernama Sanlucar de Barrameda di barat daya Sevilla yang telah lupa, mulai mengingat kembali para lelaki yang mengawaki kapal tersebut.

Perlahan ingatan mereka kembali pada sebuah momen yang pernah terjadi di daerah tersebut tiga tahun lalu. Inilah “Armada del Maluco (Armada Maluku)” yang mereka elu-elukan di sepanjang sungai Guadalquivir ketika secara resmi dilepas oleh Raja Charles I di Sevilla yang berada di hulu.

Armada Maluku berlayar menuju kepulauan rempah-rempah yang berlokasi di Maluku (kini wilayah timur Indonesia) guna mewujudkan supremasi Kerajaan Spanyol atas perdagangan rempah dunia.

Laki-laki yang berdiri di anjungan kapal adalah sang kapten Juan Sebastian Elcano. Kapal tersebut bernama Victoria. Armada ini benar-benar telah sampai ke Maluku, daerah penghasil rempah-rempah kualitas wahid dunia.

Kargo yang memuat 26 ton cengkeh dan kayu manis yang diperoleh dari Kepulauan Maluku menjadi bukti nyata perjalanan tersebut. Rempah-rempah bernilai sangat tinggi di Eropa, kargo rempah seberat 26 ton tidak hanya membayar lunas seluruh biaya perjalanan selama tiga tahun namun juga masih mampu menambah kas negara dari keuntungannya.

Fakta lain yang mengejutkan dunia adalah bahwa Armada Maluku telah melakukan pelayaran mengelilingi Bumi. Hal ini diketahui lewat jurnal perjalanan yang kemudian diterbitkan dalam wujud buku berjudul “Relazione del primo viaggio intorno al mondo (Laporan perjalanan pertama keliling dunia)” oleh ilmuwan Venesia, Italia yang menjadi kru Armada Maluku yaitu Antonio Pigafetta. Buku ini terbit tahun 1524. Pelayaran ini juga membuktikan bahwa Bumi berbentuk bulat.

Armada Maluku adalah nama resmi yang disematkan Raja Spanyol Charles I untuk keseluruhan armada dagang yang berlayar menuju kepulauan rempah Maluku. Saat bertolak dari Sevilla pada 20 September 1519, armada ini terdiri dari 5 kapal yaitu Trinidad, San Antonio, Concepcion, Santiago dan Victoria dengan 270 awak kapal. Armada Maluku dipimpin oleh Ferdinand Magellan yang berada di kapal Trinidad.

Ferdinand Magellan adalah seorang penjelajah berkebangsaan Portugis. Awalnya ia mengajukan proposal pelayaran menuju Maluku lewat rute baru kepada Raja Portugis Manuel I.

Dalam proposal ia menyebutkan pelayaran akan menuju selatan menyusuri pantai Afrika sesaat tiba di ujung Afrika kemudian berbelok ke barat menyeberangi Atlantik dan tiba di Amerika bagian selatan. Para penjelajah Portugis memang sangat menghindari ujung selatan Afrika karena badai ganas yang kerap melanda daerah tersebut.

Di bagian selatan Amerika, ia meyakini terdapat selat sempit yang menghubungkan Samudera Atlantik dengan lautan di balik daratan baru Amerika dan destinasi kepulauan rempah-rempah Maluku akan dijumpai melalui pelayaran tidak lebih dari sebulan.

Cerita tentang selat sempit ini bersumber dari penjelajah Spanyol Vasco Nunez de Balboa ketika ia menemukan tanah genting Panama di bagian tengah Amerika di sekitar Perairan Karibia pada 29 September 1513. Magellan meyakini kalau di bagian selatan juga terdapat tanah genting berikut selat sempit yang dapat dilewati menuju lautan seberang dan tiba di Maluku. 

Ide ini ditolak oleh Raja Manuel I, karena terbentur dengan Perjanjian Tordesillas. Tahun 1494 setelah pelayaran Columbus, Spanyol dan Portugis sepakat menandatangani pembagian tanah di mana wilayah barat menjadi milik Spanyol sementara Portugis menguasai wilayah timur.

Kecewa dengan penolakan proposal, Magellan pindah ke Spanyol. Kepindahan Magellan ke Spanyol tercatat sebagai kepindahan kedua penjelajah terkenal Portugis setelah Columbus. Pelayaran dan penemuan keduanya kemudian mengubah peradaban dunia menjadi seperti yang kita kenal sekarang.

Di Spanyol, Magellan mengusulkan proposal rute pelayaran rempah lewat barat yang memang sepenuhnya milik Spanyol. Raja Charles I setuju dan membiayai seluruh keperluan pelayaran.

Raja juga mengangkat Magellan menjadi Kapten Jenderal dari Armada Maluku. Karena dikomandoi oleh orang Portugis, beberapa kapten kapal berkebangsaan Spanyol yang turut dalam Armada Maluku tidak menyukainya.

Saat armada berhenti di Kepulauan Canaria (perairan barat daya Spanyol) untuk mengisi pasokan, Magellan mendapat pesan rahasia dari ayah mertuanya, Diogo Barbosa, agar Magellan mewaspadai indikasi pemberontakan yang dipimpin kapten kapal San Antonio bernama Juan de Cartagena.

Ayah mertuanya juga memberitahukan bahwa Raja Portugis menuduh Magellan berkhianat dan telah mengirim dua kapal ke barat untuk menangkap Magellan.

Untuk menghindari kejaran Portugis, Magellan berlayar ke selatan mengikuti pantai Afrika dan merahasiakan maksud pelayaran ini kepada awak kapal. Perubahan rute ini diperdebatkan Cartagena yang menginginkan langsung ke barat menyeberangi Atlantik. Bibit pemberontakan pun tumbuh.

Ketika mencapai Khatulistiwa, armada dihantam badai. Selepas badai, armada tertolong melintasi Atlantik oleh arus Khatulistiwa selatan dan tiba di Rio de Janeiro, Brasil pada 13 Desember 1519.

Kendati Brasil diklaim sebagai wilayah Portugis. Namun, mereka tidak berdomisili di sana. Melihat tidak ada kapal Portugis, Magellan berlabuh guna memperbaiki kapal dan mengisi perbekalan.

Pelayaran kemudian berlanjut menyisir pantai selatan Amerika guna menemukan selat sempit yang ia yakini eksis. Di Eropa selat sempit yang terhubung dengan kepulauan rempah-rempah Maluku dikenal dengan sebutan “El Paso”. El Paso adalah cerita tentang jaminan kekayaan. Magellan meyakini ia-lah orang pertama yang mencapai El Paso dan tiba di Maluku.  

Pada 11 Januari 1520, ia menduga telah menemukan El Paso dengan melihat perairan luas di sekitar tanjung yang ditandai dengan tiga bukit. Armada pun mencoba berlayar ke bagian dalam.

Ternyata ia keliru sesaat setelah mencicipi air yang terasa tawar. Alih-alih El Paso, ia berkesimpulan ini adalah sungai besar yang kini bernama Rio de La Plata, Argentina.

Pada 03 Februari 1520, armada kembali berlayar ke selatan di sepanjang pantai Amerika Selatan (kini pantai Argentina). Tidak ingin melewatkan El Paso, armada berlayar sedekat mungkin dengan pantai namun tetap berhati-hati dengan laut dangkal yang dapat membuat kapal kandas dan terbentur karang.

Armada Maluku hanya berlayar hanya pada siang hari. Mereka dengan cermat mengamati setiap spot yang menjadi pertanda El Paso. Selain bahaya perairan dangkal, armada juga menghadapi badai dan suhu yang mendingin disebabkan musim dingin di belahan bumi selatan kala melanjutkan pelayaran ke selatan.

Armada Maluku menghabiskan delapan minggu pelayaran guna mencari El Paso sebelum berlabuh dan menetap di St. Julian untuk jeda musim dingin selama 5 bulan. Bersambung… (Penulis: Dr. Yopi Ilhamsyah, Dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh)

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.