VIVAnews - Virus H1N1 yang berjangkit di Meksiko diduga berasal dari babi. Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menduga virus tersebut merupakan campuran virus flu burung, flu manusia, dan flu babi. Ketiga virus tersebut bercampur dan bermutasi dalam tubuh babi.
Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari mengatakan belum ada bukti klinis bahwa virus tersebut menular melalui konsumsi daging babi. Meski demikian, "karena kita belum tahu, untuk sementara lebih baik jangan makan daging babi," kata dia dalam wawancara dengan TVOne, Rabu 29 April 2009.
Kalaupun masih mengkonsumsi babi, memasaknya harus matang dan bersih. "Yang penting pada proses masaknya. Jangan membiarkan daging babi mentah di atas meja, langsung dimasak," tambah dia.
Meski babi di Meksiko diduga jadi pembawa virus, Siti Fadilah belum merasa perlu melakukan pemusnahan babi (stepping out). "Saya belum melakukan itu," tambah dia. Sejauh ini, kata Siti Fadilah, departemen kesehatan sudah berkoordinasi dengan direktorat peternakan untuk memantau babi.
"Sekarang sudah mulai dilakukan akan kita lihat," kata dia. Di Indonesia, tambah Siti Fadilah, hanya ada sekitar 9 juta babi.
Pemusnahan massal pernah dilakukan pada ayam dan unggas lainnya ketika Indonesia sedang berperang melawan penyebaran virus flu burung atau H5N1.
Menantisipasi penyebaran flu babi ke Indonesia, pemerintah telah menghentikan sementara impor babi. Tak hanya babi hidup dan daging babi, produk berbahan dasar daging babi seperti kornet, abon, sosis, dan dendeng sementara juga dilarang masuk Indonesia.
Direktur Jenderal Peternakan Departemen Pertanian, Tjepi Sudjana mengatakan departemen pertanian secara rutin melakukan pengawasan babi di tujuh pelaksana teknis (UPT) termasuk Lampung, Yogyakarta, Denpasar, Maros, dan Banjar Baru. Pengawasan difokuskan pada kawasan-kawasan populasi ternak babi tinggi.
Kabar Duka, Ibunda Angger Dimas Meninggal Dunia
Kabar duka itu disampaikan langsung oleh Angger Dimas dalam unggahan di Instagram pribadinya pada Rabu, 17 April 2024.
