Anggota Komisi Kesehatan DPR, Max Sopacua

"Isi Form Kritik di Rumah Makan Juga Bisa"

VIVAnews - Rumah Sakit Omni Internasional pernah menyarankan agar komplain yang diajukan Prita Mulyasari ditulis dalam formulir masukan dan saran. Menurut anggota Dewan, langkah RS Omni agar Prita menulis di lembar kritik dan saran itu adalah hal yang tidak tepat.

"Kalau disuruh mengisi lembar masukan dan saran, di rumah makan Padang itu juga ada," kata anggota Komisi IX Bidang Kesehatan, Max Sopacua, saat berbicara dengan Direksi RS Omni Internasional di Gedung Dewan, Senin, 8 Juni 2009.

Menurut Max, kini Prita telah menjadi sosok pahlawan bagi pasien-pasien lain. "Prita saat ini menjadi pahlawan karena dia bisa membuat surat terbuka. Biasanya pasien-pasien lain tidak berani melakukan hal itu kepada rumah sakit," ujar politisi dari Fraksi Demokrat.

Kasus Prita ini juga membuka mata bahwa di sektor pelayanan ternyata ada masih ada hal yang terlewatkan. Max menilai, setiap konsumen punya hak untuk mendapatkan informasi atas dirinya.

"Jadi seharusnya komplain ibu Prita dijawab, jangan disuruh untuk memberi saran. Jangan ciptakan koridor tertutup antara rumah sakit dan pasien. Ibu Prita juga berhak memberi informasi melalui surat kepada publik itu dilindungi undang-undang," tegas dia.

Hal lain yang disesalkan adalah cara rumah sakit menangani Prita. Dengan melakukan penahanan terhadap Prita, rumah sakit telah melakukan langkah yang tidak elegan. "Saya agak menyesal dan tidak happy atas perlakukan rumah sakit anda di Indonesia," kata Max di hadapan Direktur RS Omni Internasional, Rina Ratna.

Sebelumnya, manajemen RS Omni, Dr Grace, mengatakan bahwa saat menerima keluhan, pihak rumah sakit telah menyarankan agar Prita mengisi formulir saran dan masukan. "Prita sempat bilang, saya tidak mau memberi saran, tapi mau memberi komplain,"kata Grace mengutip kata-kata Prita.

Seperti diketahui, kasus ini bermula saat Prita Mulyasari memeriksakan kesehatannya di RS Omni Internasional pada 7 Agustus 2008. Hasil laboratorium menyatakan trombosit Prita 27.000 jauh di bawah normal 200.000. Akibatnya Prita harus dirawat dan mendapat terapi sejumlah obat.

Setelah beberapa hari dirawat, kondisi Prita tak membaik. Saat keluarga meminta hasil lab, rumah sakit hanya menyatakan ada revisi hasil laboratorium dari 27.000 menjadi 181.000. Namun keluarga kesulitan mendapatkan lembar asli hasil tes trombosit.

Merasa haknya diabaikan rumah sakit, Prita kemudian menulis surat keluhan dan mengirim kepada sejumlah rekannya melalui email. RS Omni Internasional pun merasa nama baiknya tercemar lantaran surat Prita tersebar di banyak milis.

Makna Mendalam Selebrasi Ala Dragon Ball dari Stefano Beltrame

ismoko.widjaya@vivanews.com

Seorang wanita sedang memberi sedekah kepada pemulung di Jakarta.

Inilah 7 Pahala yang Akan Diterima Umat Muslim Ketika Bersedekah di Bulan Ramadhan

Sedekah adalah amalan yang paling mudah dilakukan oleh umat Muslim. Ini berarti bahwa siapa saja, baik kaya maupun miskin, memiliki kemampuan untuk melakukannya.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024