Densus 88 Polri Menangkap Orang Diduga Teroris

Kapolri Tak Mau Beber Kerja Densus 88

VIVAnews - Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian menangkap delapan orang yang diduga terkait kasus terorisme di Jawa Tengah dan Lampung. Ketika ditanya soal penggerebekan yang dilakukan Densus 88,  Kepala Kepolisian RI, Jenderal Bambang Hendarso memilih tutup mulut.

"Kita lihat nanti," kata dia di sela-sela seminar sehari tentang Implementasi Prinsip dan Standar HAM dalam Penyelenggaraan Tugas Polri di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Kamis 25 Juni 2009.

Meski membenarkan ada warga negara Singapura yang diciduk Densus 88, Kapolri tak mau menyebut berapa orang yang ditangkap. "Jangan, jangan," kata dia.

Dijelaskan dia, penanganan kasus terorisme berbeda dengan kasus lainnya. "Polisi punya waktu 7 x 24 jam," tambah dia.

Meski telah menangkap delapan orang, Detasemen Khusus 88 masih melakukan penyisiran di sekita wilayah Cilacap, Jawa Tengah. Hari ini, Kamis 25 Juni 2009, Densus 88 mengejar pimpinan Pondok Pesantren Al-Muaddib Desa Pesuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah yakni Baridin alias Bahrudin Latif.

Baridin melarikan diri sesaat sebelum penggrebekan. Tim Densus lalu menangkap dua pengurus pondok, yakni Wasum, kakak Baridin dan Muhamad Irfan, pengurus pondok pesantren. Keduanya lalu dilepaskan.

Masih di Cilacap, sebelumnya pada Minggu 21 Juni 2009, Densus 88 juga menangkap SZ warga Kecamatan Nusawungu, Cilacap, Jawa Tengah dan dua orang yang diduga warga negara Singapura, Husaini Ismail dan Samad.

Husaini Ismail diketahui sebagai kawan tersangka terorisme, Mas Selamat Kastari, yang  ditangkap Kepolisian Malaysia pada 1 April 2009. Kastari adalah salah satu pimpinan Kelompok Jemaah Islamiyah berkebangsaan Singapura. Ia dituding terlibat dalam berbagai kasus teror terhadap sejumlah gedung pemerintah di Singapura pada 2001.

Kastari juga dituding terlibat dalam rencana pembajakan pesawat yang akan ditabrakkan ke bandara internasional Singapura Changi. Rencana yang belum sempat diwujudkannya itu diduga sebagai reaksi balas dendam atas penangkapan anggota-anggota JI di Asia Tenggara. Husaini diduga terlibat dalam rencana teror tersebut.

Kastari menjadi buron interpol sejak 2002. Pada 2006, Kastari tertangkap di Indonesia dan diekstrasidi ke Singapura. Namun pada Februari 2008, Kastari berhasil melarikan diri dari penjara Whitley Road Detention Center Singapura melalui jendela kamar mandi yang tidak terkunci. Kastari adalah gembong teroris yang paling dicari di Asia Tenggara setelah Noordin M Top. Ada dugaan Kastari terlibat dalam kasus bom Bali 2002.

Kondisi Terkini Pemain Timnas Malaysia Faisal Halim Usai Disiram Air Keras OTK
Ilustrasi pelecehan seksual

Viral Fortuner Pelat Polri Ugal-ugalan, 2 Pemuda Tanggung Biadab Cekoki Lalu Perkosa Siswi SMP

Simak Round Up deretan artikel di kanal News VIVA menyedot perhatian pembaca sepanjang Selasa, 7 Mei 2024. Salah satu artikel viral Fortuner Pelat Polri yang ugal-ugalan

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024