RI Waspadai Penularan 'Penyakit' Pasar Saham AS

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber :
  • VIVA/Anwar Sadat

VIVA – Pasar saham dunia terus merosot pada awal pekan ini. Kondisi tersebut menyebabkan pasar saham RI pun akhirnya terguncang. 

AS hingga Eropa Longgarkan Kebijakan Moneter, KSSK Sebut Stabilitas Keuangan RI Terjaga

Menanggapi situasi tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui hal tersebut menjadi sorotan pemerintah saat ini. Berbagai langkah untuk membendung sentimen negatif yang ditimbulkan dari ekonomi Amerika Serikat yang menjadi biang keladi gejolak yang terjadi, telah disiapkan. 

"Tentu dari sisi berbagai sentimen yang muncul dan ini kemudian menular kepada bursa-bursa di kawasan, baik di Eropa dan Asia, kami tentu akan melihat ini dengan tetap berfokus pada kehati-hatian," papar Ani, sapaan akrab Sri, ketika ditemui di Gedung Komisi IX DPR RI, Selasa 6 Februari 2018.

Apa Itu Swasembada? Pengertian, Contoh, dan Peranannya dalam Kemandirian Ekonomi Indonesia

Ani menegaskan, pemerintah akan terus menjaga stabilitas perekonomian Indonesia menghadapi kondisi ini. Koordinasi dengan otoritas terkait pun seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus dilakukan. 

"Kedua kita tetap akan fokus pada berbagai kebijakan-kebijakan yang bisa menjaga momentum dari pertumbuhan ekonomi yang kemarin di kuartal empat terutama investasi dan ekspor itu sudah sangat positif," ucap Ani.

Dedi Mulyadi-Erwan Dinilai Bisa Bawa Jawa Barat sebagai Lokomotif Ekonomi Indonesia

Baca juga: IHSG Terseret Anjloknya Pasar Saham Global

Ani meyakini, ekonomi Indonesia bisa tumbuh sesuai target pada tahun ini. Apalagi sektor swasta dan investasi terus berkembang. 

"Kita juga ingin memberikan keyakinan pada private sector bahwa mereka dapat berpartisipasi banyak di dalam momentum pertumbuhan ekonomi ini," tuturnya.

Aburizal Bakrie

Aburizal Bakrie Sebut Dunia Usaha Sekarang Banyak Kepentingan Politik

Pendiri Yayasan Dana Darma Pancasila, Aburizal Bakrie atau akrab disapa Ical mengatakan dunia usaha pada masa sekarang banyak kepentingan politik yang membentuk keberhasi

img_title
VIVA.co.id
29 Oktober 2024