Rupiah Berbalik Arah, Menjauh dari 12.000/US

VIVAnews - Setelah sempat bertahan lama di posisi 12.000-an/US$, rupiah akhirnya berbalik arah dan menjauh dari level tertingginya itu.

Pukul 16.30 WIB, Selasa 18 November 2008, rupiah berhenti di posisi 11.860/US$, melemah dibandingkan penutupan sehari sebelumnya di level 11.750/US$.

Bank Indonesia memastikan tidak akan membiarkan pasar membuat gerak rupiah tidak realistis. Pelemahan rupiah, kata Gubernur BI Boediono murni karena kondisi global.

Namun Boediono menolak berkomentar apakah angka Rp 12.000/US$ sudah cukup realistis dengan kondisi ekonomi global saat ini. "Pokoknya kita buat yang bagus," katanya.

Ia yakin rupiah tidak akan terus menerus bertengger di posisi tersebut. "Kita tidak inginkan yang seperti itu, dunia juga memikirkan, orang masak tidak mau melepas dolar," ujarnya.

Boediono yakin pelemahan rupiah saat ini akibat kebutuhan dari korporat untuk pembayaran kewajibannya yang meningkat tajam pada pertengahan bulan. "Saya kira ada suplai dan demand, ada korporat, ada ekspor, impor, beberapa BUMN juga memerlukan itu," kata dia.

Kalangan pelaku pasar sebelumnya juga membeberkan saat ini permintaan dolar dari kalangan usaha meningkat tajam. Korporat mengoleksi dolar untuk membayar utangnya meski belum jatuh tempo sebelum 1 Desember 2008 nanti. Sebab saat itu mulai diberlakukan pembelian dolar lebih dari US$ 100 ribu per bulan harus menyertakan NPWP dan underlying transaction.

KPK Buka Peluang Jerat Keluarga Syahrul Yasin Limpo dengan TPPU
ZPT Nimbuzz

Skema Pembelian Motor listrik Termurah di PEVS 2024, DP Cukup Segini

Salah satu yang mencuri perhatian di PEVS 2024 adalah hadirnya motor listrik termurah, dengan harga Rp2,99 Juta untuk OTR DKI Jakarta. Motor tersebut bernama ZPT Nimbuzz.

img_title
VIVA.co.id
3 Mei 2024