Operator Telekomunikasi Klaim Punya Jurus Hadang Pendapatan Turun

Sim Card.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA – Kinerja operator telekomunikasi di Indonesia diklaim tertekan sepanjang semester pertama 2018 ini. Kebanyakan mereka mengalami apa yang dinamakan negative growth.

Lacak Nomor HP dengan 4 Cara, Terakhir Bisa Cek Tarif Tol

Beberapa faktor yang dianggap bertanggung jawab atas negative growth ini di antaranya karena makro ekonomi, regulasi, dan juga perubahan perilaku pelanggan. Perubahan perilaku yang dimaksud adanya penggunaan produk pesan instan berbasis data, yang membuat pendapatan telepon dan SMS makin tergerus.

Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) menyatakan para anggotanya sudah menyiapkan sejumlah jurus untuk mengantisipasi penurunan kinerja industri seluler karena faktor makro ekonomi terutama pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sudah menembus angka Rp15 ribu.

Menkominfo Kasih Lampu Hijau Operator Telekomunikasi untuk Merger

"Penurunan kinerja "Telco" sudah diantisipasi. Kita harapkan bahwa penguatan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah tidak menambah buruknya angka penurunan dimana hingga semester I 2018 industri ini sudah negative growth. Tetapi saya percaya masing-masing operator ada jurus selamatnya dan nanti akan more than survive dari kondisi sulit ini," ungkap Wakil Ketua Umum ATSI Merza Fachys di Jakarta, kemarin.

Diakuinya, masa sekarang merupakan 'tahun sulit' bagi industri seluler karena ada faktor makro ekonomi dan regulasi yang membuat pelaku usaha melakukan konsolidasi dalam strategi bisnis.

Hati-hati, SIM Swapping is Back

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengungkapkan industri seluler hingga semester pertama 2018 mengalami "negative growth" baik dari sisi pendapatan atau Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA). "Secara industri, negative growth terjadi di pendapatan -12,3% dan EBITDA -24,3%," paparnya.

Telkom membukukan keuntungan sebesar Rp8,7 triliun di semester pertama 2018 (H1-2018) atau turun 28,1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp12,1 triliun.

Operator pelat merah ini membukukan pendapatan sebesar Rp64,37 triliun pada semester I 2018 naik tipis 0,5% dibanding periode sama tahun lalu sebsar Rp64,02 triliun.

Andalan Telkom di seluler, Telkomsel, sepanjang semester pertama 2018 meraih pendapatan sebesar Rp42,7 triliun turun 7,1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp45,99 triliun. Laba bersih sepanjang semester pertama 2018 hanya Rp11,7 triliun anjlok 24,4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp15,5 triliun.

XL Axiata masih meraih pendapatan sebesar Rp11,06 triliun sepanjang semester I 2018 atau naik 1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp10,95 triliun. XL Axiata mencatat kerugian sebesar Rp 82 miliar di semester pertama 2018 berbanding terbalik dengan periode sama tahun lalu yang mencicipi laba Rp 143 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan hingga semester pertama 2018, Telkomsel malah menikmati laba kurs sebesar Rp48 miliar, sementara Indosat dan XL mengalami rugi kurs masing-masing Rp112 miliar dan Rp44 miliar.?

Debt to Equity Ratio (DER) dari pemain pun masih "sehat" alias masih bisa mencari pendanaan dimana Telkomsel sebesar 58%, Indosat (142%), dan XL (62%).   

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya