Gelombang 4 Meter, Nelayan Banten Cuti Melaut

VIVAnews -- Gelombang tinggi yang mencapai 3,5 meter di Selat Samudera Hindia mengakibatkan para nelayan selama satu pekan ini memilik untuk tidak melaut.

Kini nelayan banyak yang memilih untuk menyandarkan perahunnya sambil memperbaiki perahu yang rusak. Akibatnya mereka mulai kesulitan memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

"Kami tak berani melaut, dan tak mau mengambil resiko dengan tetap melaut, karena gelombong cukup tinggi hingga mencapai tiga sampai empat meter," ujar Ujang nelayan asal cihara, Lebak, Selasa 04 Januari 2010. "Lebih baik kami memperbaiki perahu yang rusak serta memperbaiki jaring,"lanjut dia.

Menurutnya, kondisi cuaca seperti itu akan terus berlangsung selama dua minggu ke depan, sehingga kondisi ini akan menyulitkan para nelayan. Pasalnnya, dengan waktu selama itu para nelayan tentu harus mencari penghasilan tambahan untuk mengghidupi keluargannya.

"Saat ini saja, sebagian nelayan banyak yang memilih untuk beralih ke propesi lain, dengan menjadi tukang ojek dan Kuli Banggunan," terangnya.

Untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup keluargannya sehari-hari, selama waktu satu minggu itu, dia pun hanya mengandalkan mencari ikan tangkapan dari pinggir-pinggir pantai saja.

"Paling-paling, saya bisa mencari ikan di pinggir pantai saja, sebab kalau nggak begitu keluarga saya mau makan apa di rumah. Apalagi, ini merupakan andalan satu-satunnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga," tuturnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Lebak Edi Wahyudi membenarkan bila kondisi perairan di Lebak selatan sedang tidak bersahabat. Untuk itu ia meminta kepada nelayan untuk tidak melaut dulu. "Saat ini tidak memungkinkan untuk nelayan mencari ikan di laut. Sebab kondisinya sedang tak bersahabat," ujarnya.

Sementara pengamat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang Abdul Muthalib mengatakan, akibat adanya tekanan rendah atau defresi tropis di wilayah Barat Daya Bengkulu termasuk Lampung, menyebabkan angin kencang dan gelombang tinggi di wilayah Selat Sunda dan hampir seluruh wilayah Banten.

"Sementara ini sebaiknya nelayan behenti melaut. Sebab, ketinggian gelombang lebih dari 3 meter terutama di perairan Selat Sunda bagian Selatan," kata Abdul Muthalib.

Ia mengatakan, sejak beberapa hari terakhir kecepatan angin dari arah barat di wilayah perairan Banten teruatama di wilayah Selat Sunda bagian Selatan diperkirakan mencapai 15 sampai 16 knot atau sekitar 30 Km/jam, padahal biasanya dalam kondisi normal kecepatan angin hanya sekitar 8 knot atau 16 km/jam.

"Kondisi tersebut mengakibatkan gelombang tinggi 1,5 sampai 3,5 meter, sehingga berbahaya bagi nelayan yang menggunakan kapal kecil dan kondisi seperti ini diperkirakan masih akan berlangusung hingga dua atau tiga hari kedepan," tuturnya.

Laporan: NCE | Banten

Mendag Sebut Revisi Kebijakan Impor Rampung Pekan Ini, Simak Ketentuannya
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo

Gubernur BI Proyeksikan Rupiah Baru Balik ke Rp 15.000-an pada Kuartal IV-2024

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan, nilai tukar rupiah akan terus ada di level Rp 16.000 per dolar AS hingga kuartal III-2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024