Penerima Dana Century Dibeber Akhir Januari
VIVAnews - Panitia Khusus Angket Kasus Bank Century akan membuka dan membahas laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keungan (PPATK) terkait nama-nama penerima aliran dana Century pada akhir Januari ini. Kemarin, PPATK telah menyerahkan sejumlah nama ke Pansus yang disinyalir menerima aliran dana Century.
"Laporan PPATK itu akan dibuka Pansus pada tahap akhir penyelidikan, yaitu bagian pemeriksaan aliran dana," ujar anggota pansus dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ganjar Pranowo. "Kalau proses pemeriksaan tahap-tahap sebelumnya bisa lebih cepat, maka akhir Januari ini atau setidaknya awal Februari, hal itu akan dibahas."
Dalam laporan hasil penelusuran PPATK tersebut, terdapat sejumlah nama yang mirip tokoh dan politisi. Nama penerima dana itu seperti Megawati, Sri Mulyani, Hadi Utomo, Fahmi Idris, dan Fran Seda.
Namun terdapat perbedaan mencolok antara nama-nama tersebut dengan para politisi dan tokoh. Fahmi Idris, mantan Menteri Perindustrian misalnya, merasa dicatut. Oleh karena itu, hal ini masih harus diverifikasi terlebih dahulu karena tak tertutup kemungkinan adanya pencatutan terhadap nama-nama tersebut sebagai rekening nasabah Bank Century.
Bagaimanapun, Ganjar menyayangkan bocornya laporan PPATK tersebut ke publik, karena laporan itu sebenarnya masih bersifat rahasia. "Baru saja PPATK menyerahkan laporan itu pada sore hari kemarin, lantas laporan itu sudah beredar malamnya. Sangat disayangkan ada yang membocorkan," kata Ganjar sebelum rapat pemeriksaan pansus di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Ganjar menjelaskan, sebenarnya publik tidak perlu berpolemik tentang laporan PPATK tersebut, karena PPATK sudah memberikan keterangan dan catatan yang jelas dalam laporan itu. "Sudah jelas kok, misalnya tentang relasi nasabah ini atau itu," kata Ganjar tanpa mau mengungkap lebih jauh.
"Itu rahasia, belum bisa dikatakan. Nanti juga akan kami buka dan kami uji," ujar Ganjar. Selain diverifikasi, lanjut Ganjar, sebagai bagian dari penyelidikan, pansus juga akan mengkonfrontasi data tersebut dengan sejumlah nama yang disebut-sebut dalam laporan terkait.