Harga Minyak Terjungkal dari Level US$83

VIVAnews - Posisi harga minyak mentah di atas US$83/barel di bursa New York ternyata hanya bertahan beberapa jam. Para pelaku pasar rupanya khawatir bahwa kenaikan harga minyak sebesar 20 persen dalam beberapa pekan terakhir tidak didukung oleh tingkat permintaan di AS yang masih rendah.

Berdasarkan transaksi elektronik untuk perdagangan Asia, Kamis siang waktu Singapura, harga minyal light sweet untuk kontrak Februari turun 33 sen menjadi US$82,85/barel. Dini hari tadi, harga minyak sempat melonjak sebesar US$1,41 menjadi US$83,18/barel sehingga mencetak rekor tertinggi dalam 15 bulan terakhir. Di bursa London, harga minyak brent turun 30 sen menjadi US$81,59/barel.

Para investor di Asia tampaknya sempat mengacuhkan masih lemahnya tingkat permintaan minyak di AS saat mendongkrak harga dari US$69/barel pada pertengahan Desember lalu. Namun, sebagai negara konsumen terbesar di dunia, situasi di AS pada akhirnya tetap memberi pengaruh besar bagi harga minyak untuk transaksi Asia.

Pemerintah AS telah mengungkapkan bahwa persediaan minyak per pekan lalu meningkat. Artinya, tingkat permintaan pun masih rendah.

Menurut pengamat, naiknya harga minyak dalam beberapa hari terakhir lebih mencerminkan optimisme yang tinggi dari para pelaku pasar bahwa tingkat permintaan minyak bakal meningkat mengingat kawasan utara Amerika, Eropa, dan sebagian Asia kini mengalami musim dingin yang relatif ekstrem.

"Harga di atas US$83/barel, menurut kami, masuk dalam katagori semu [bubble]," demikian menurut pandangan lembaga survei Ritterbusch and Associates. Namun penelitian dari Barclays Capital menilai bahwa permintaan minyak sulingan dan bahan bakar di kawasan-kawasan itu tetap diproyeksikan akan meningkat, tergantung dari jangka waktu berlangsungnya suhu udara yang sangat dingin. (AP)

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Pegawai Kementerian ESDM
Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi

Sindir Heru Budi, Ketua DPRD: Siapapun Pj Gubernurnya Kalau Gak Radikal Ya Jakarta Tetap Banjir

Ketua DPRD Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyoroti persoalan banjir di Jakarta. Padahal, Jakarta punya anggaran untuk mengatasi banjir.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024