Hari Wafatnya Gus Dur Jadi Hari Demokrasi ?

SURABAYA POST -- Selain mendukung Gus Dur dianugerahi gelar pahlawan nasional, para peziarah juga menghendaki hari wafatnya Gus Dur, 30 Desember, dijadikan Hari Demokrasi Nasional. Setidaknya, hal itu disampaikan perwakilan 70 Pemuda Cinta Gus Dur (PCG) Pasuruan, Jumat (8/1) pagi.

Agus Mi'roj, Koordinator PCG Pasuruan saat ditemui di makam Gus Dur, mengatakan, pihaknya membawa dua petisi yang hendak diajukan ke pemerintah. “Kami meminta Gus Dur diangkat menjadi pahlawan nasional dan hari wafatnya Gus Dur dijadikan Hari Demokrasi Nasional,” kata Agus.

Sementara Wakil Ketua Pemuda Pendukung Gus Dur (PPGD) Lampung, M. Fadeli, yang juga ditemui di tempat yang sama mengatakan, dia bersama 10 rekannya naik kapal laut dari Lampung turun Tanjung Perak Surabaya, lalu melanjutkan perjalanan menuju Jombang dengan naik bus.

“Kita datang ke sini ingin mendoakan Gus Dur secara langsung. Beliau sangat kita hormati dan teladani, karena selama hidupnya beliau curahkan sepenuhnya untuk perdamaian umat manusia. Beliau tidak membeda-bedakan suku, ras dan agama,” katanya.

Sepulang dari makam Gus Dur, kata Fadeli, PPGD akan berkirim surat ke Gubernur Lampung untuk diteruskan ke Presiden RI tentang usulan menjadikan hari wafatnya Gus Dur sebagai Hari Demokrasi Nasional. “Gagasan itu muncul setelah melihat antusiasme warga yang sampai saat ini datang berziarah ke makam Gus Dur,” katanya.

Laporan: Bambang Sujarwanto

Ketua DPRD Sebut Pemkab Klungkung Komitmen Tangani Kerusakan Jalan di Nusa Penida
Komandan al-Quds Brigade Tulkarm, Mohammad Jaber atau Abu Shujaa

Sosok Abu Shujaa, Komandan Perang Al Quds yang 'Bangkit' dari Kematian

Abu Shujaa pun dinyatakan telah tewas oleh Israel pada hari Jumat lalu. Namun, mengejutkannya, Abu Shujaa tiba-tiba 'bangkit dari kubur'.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024