Harga Minyak Kembali Masuk Kelompok $83

VIVAnews - Harga minyak mentah untuk perdagangan Asia awal pekan ini naik hingga melampaui US$83 per barel di tengah tanda menguatnya permintaan minyak mentah oleh China. Lonjakan harga minyak juga terjadi akibat serangan kelompok pemberontak terhadap fasilitas minyak di Nigeria.

Berdasarkan transaksi elektronik di bursa New York, Senin siang waktu Singapura, harga minyak light sweet untuk stok Februari naik 80 sen menjadi US$83,55 per barel. Jumat pekan lalu, harga minyak naik 9 sen menjadi US$82,75 per barel. Sedangkan harga minyak brent di bursa London hari ini naik 69 sen menjadi US$82,06 per barel.

Pada Minggu kemarin, China mengatakan bahwa impor minyak Desember lalu naik 14 persen - tertinggi sepanjang 2009. Kenaikan tersebut merupakan bagian dari kenaikan impor keseluruhan sebanyak hampir 18 persen bulan lalu.

Data dari China ini menghapus kekecewaan investor Jumat lalu terhadap laporan tenaga kerja Amerika Serikat. Data itu menunjukkan pada Desember, sebanyak 85.000 orang kehilangan pekerjaan, dan tingkat pengangguran stabil pada 10 persen.

Harga minyak bulan lalu naik 20 persen karena musim dingin parah di beberapa bagian AS, Eropa, dan Asia yang menyebabkan kenaikan permintaan terhadap produk-produk minyak seperti minyak heating.

Stok minyak juga terancam di Nigeria karena kelompok bersenjata menyerang pipa-pipa saluran minyak milik perusahaan minyak Chevron Corp. Juru bicara Chevron Corp. pada Sabtu lalu mengatakan, produksi berkurang sebesar 20.000 barel per hari. (AP)

Kasus Uang Tutup Mulut Donald Trump Seret Nama Karen McDougal, Siapa Dia?
Anthony Sinisuka Ginting melawan Viktor Axelsen di Thomas Cup

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Thomas Cup dan Uber Cup merupakan salah satu kompetisi bulutangkis bergengsi di dunia dengan menggunakan sistem beregu putra dan putri.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024