BEI Panggil CP Prima, Saham Masih Disuspen

VIVAnews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap berniat memanggil manajemen PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) terkait potensi gagal bayar kupon obligasi anak perusahaan.

Pemanggilan akan tetap dilakukan meski perseroan sudah memberikan penjelasan tertulis kepada BEI pada Senin 11 Januari 2010. Dalam penjelasan keterbukaan informasi itu, manajemen Central Proteinaprima mengakui kegagalan pembayaran kupon tersebut.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito mengatakan, otoritas bursa sudah menyampaikan surat permintaan pertemuan tersebut Senin, 11 Januari 2010. "Kami akan diskusi dengan mereka (Central Proteinaprima) segera," kata Eddy di gedung bursa efek, Jakarta, Selasa 12 Januari 2010.

Eddy berharap, manajemen Central Proteinaprima bisa menanggapi surat BEI tersebut pada satu atau dua hari mendatang. Dia menambahkan, otoritas bursa menginginkan informasi yang lebih lengkap terkait kondisi terkini perusahaan.

Ketum PAN Zulhas: Ridwan Kamil Insya Allah di Jakarta

Hingga saat ini, otoritas bursa masih menghentikan sementara perdagangan saham Central Proteinaprima. Sebelum disuspen, harga saham perusahaan tambak udang itu berada di level Rp 60.

Kemarin, dalam keterbukaan informasinya, perseroan menyatakan bahwa penurunan kinerja keuangan dipicu oleh merebaknya virus yang merambah tambak udang anak usaha Central Proteinaprima.

Pekan lalu, Fitch Ratings menurunkan peringkat utang jangka panjang perseroan dalam mata uang rupiah dari CC menjadi C. Lembaga pemeringkat internasional itu juga menurunkan peringkat obligasi perseroan senilai US$ 325 juta dari CC menjadi C.

Obligasi yang diterbitkan Blue Ocean Resources Pte Ltd dan dijamin perseroan dan anak perusahaan itu baru jatuh tempo 2012. Namun, pada 28 Desember 2009, Cetral Proteinaprima gagal membayar kupon obligasi itu sebesar US$ 17,9 juta.

Sementara itu, dalam penjelasannya, Central Proteinaprima mengatakan, akibat serangan virus tersebut, manajemen telah melakukan berbagai upaya di antaranya menggunakan beberapa jenis bahan pembersih untuk sanitasi tambak budidaya serta sarana water treatment guna meningkatkan proses sterilisasi air sebelum didistribusikan ke tambak-tambak.

Selain itu, perseroan meningkatkan aktivitas di pusat penelitian dan pengembangan di Florida dan Hawaii, Amerika Serikat guna pengembangan bibit udang yang resisten terhadap virus jenis baru tersebut.

arinto.wibowo@vivanews.com

Tersangka Tegar yang menganiaya juniornya mahasiswa STIP hingga tewas.

Polisi Bakal Periksa Pacar Korban Penganiayaan Taruna STIP

Polres Metro Jakarta Utara kini tengah mengusut fakta yang mengejutkan dari kasus dugaan penganiayaan hingga tewas taruna STIP Jakarta terhadap Putu Satria Ananta (19). A

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024