Sri Mulyani Jelaskan Soal 'Mati Berdiri'

VIVAnews - Anggota Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Bank Century, Bambang Soesatyo mencecar Menteri Keuangan dengan pertanyaan terkait transkrip rapat Komite Stabilitas Sistem  Keuangan (KSSK), Rabu 13 Januari 2010.

Prediksi Liga Europa: Atalanta vs Liverpool

"Saya bisa mati berdiri karena data-data BI [Bank Indonesia] tidak lengkap. Sehingga pengeluaran Rp 600 miliar tiba-tiba dalam waktu 2 hari jadi Rp 2,6 triliun. "Ada keajaiban apa, info apa yang tiba-tiba kita tidak tahu," kata Bambang Soesatyo menirukan perkataan Sri Mulyani dalam transkrip.

"Dari uraian transkrip rapat, ibu meragukan keputusan Ibu benar. Apa tindakan Ibu sebagai ketua KSSK atas hal itu?," tanya Bambang.

Menjawab pertanyaan Bambang, Sri Mulyani menegaskan dia tidak meragukan keputusan dampak sistemik.

"Kalau bank gagal minus 3 jadi minus 35 statusnya, tetap saja bank gagal," kata dia.

"Keputusan tidak berubah karena fakta baru atau fakta tambahan dari BI yang menggambarkan Century lebih buruk." lanjut dia.

Dengan adanya tambahan informasi dari Bank Indonesia, Sri Mulyani bersikukuh bahwa keputusan KKSK mengenai status bank gagal tidak menjadi salah.

Pertanyaan yang sama diajukan anggota Pansus saat meminta keterangan Boediono.

Saat itu, anggota Pansus, Hendrawan Supratikno membacakan transkrip rapat KKSK.

Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam transkrip,  terkejut mengetahui pembengkakkan rasio kecukupan modal (CAR). Sri Mulyani bahkan mengatakan "CAR berubah terus, angkanya sakti, waduh bisa mati berdiri deh" tiru Hendrawan mengutip perkataan Menkeu.

Menjawab hal itu, pada saat itu Boediono mentatakan "peraturan ini diubah hati-hati lho, saya paling bertanggungjawab oleh sebab itu harus clear" tiru Hendrawan.

Dari situlah Hendrawan menilai Boediono merasa ada proses yang tidak sempurna. Dia juga mempertanyakan mengapa rapat dilakukan pada dini hari. Boediono lalu menjawab pada masa krisis waktu tak menjadi masalah."Kapanpun, waktu, hari berikutnya menentukan  sekali sebelum matahari timbul," kata Boediono.

Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang

Proyek Pengolahan Sampah Jadi Energi di Bekasi Terancam Gagal Karena Tata Kelola Buruk

Peneliti sustainability Sigmaphi Indonesia, Gusti Raganata secara khusus meminta Pemerintah Kota Bekasi untuk memiliki komitmen tinggi dalam proyek pengelolaan sampah men

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024