VIVAnews - Politisi Partai Keadilan Sejahtera, Andi Rahmat, berhasil "menjebak" Menteri Keuangan ex-officio Ketua Komite Stabilisasi Sektor Keuangan, Sri Mulyani, mengungkapkan kekecewaan atas laporan Bank Indonesia. Laporan BI yang buruk itu berkenaan dengan status insolvent atas Bank Century.
Andi Rahmat memulai pertanyaan pada Menteri Keuangan itu dari sejumlah fakta yang ada dalam transkrip rekaman rapat KSSK. Andi kemudian sampai pada fakta mengenai "Sri Mulyani terkejut mengetahui rasio kecukupan modal (CAR) Century yang minus 3,5 persen" pada 14 November 2008.
"Jadi ada kesadaran Ibu melihat sekuensi laporan, transkrip rekaman bilang begitu?" kata Andi Rahmat dengan nada bertanya pada Sri Mulyani dalam rapat Panitia Khusus Angket Century, Rabu 13 Januari 2010.
"Waktu BI meng-update menjadi minus 25 itu, reaksinya seperti Mas bilang itu," kata Sri Mulyani.
"Ibu tahu nggak, Surat-surat Berharga yang dimacetkan, yang menjadi dasar bank dikatakan insolvent pada 24 November sama dengan SSB yang macet pada 31 Oktober dan 3 November?" kata Andi Rahmat melanjutkan cecarannya.
Sri Mulyani pun tak dapat mengelak lagi bahwasanya dia mengetahui itu.
Jadi, apakah benar Sri Mulyani merasa kecewa dengan laporan BI? "Perasaan saya sama dengan Saudara," kata Sri Mulyani.
"Jadi, ada saat di mana Bu Mulyani kecewa berat dengan KSSK," kata Andi Rahmat menjawab.
"Bukan KSSK, Pak," ujar Sri Mulyani.
"Ya, dengan BI ya Bu," ujar Andi Rahmat.
Status insolvent diperlukan sebagai syarat sebuah bank mendapatkan penyertaan modal sementara. Dan Andi Rahmat berhasil mengetahui keadaan insolvent ini berbasis surat-surat berharga bank yang sama sebelum masa insolvent padahal terjadi penurunan CAR.
Seminggu setelah Sri Mulyani mendapat laporan Century insolvent, KSSK menyetujui pengucuran bail out Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun. Pengucuran sebesar itu yang kemudian membuat sejumlah kalangan memasalahkan, baik besarannya mau pun kebijakan pengucurannya.
340 Mayat Ditemukan di Rumah Sakit Gaza yang Hancur, PBB Menuntut Penyelidikan Independen
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa 23 April 2024 menyerukan penyelidikan internasional terhadap laporan kuburan massal di dua rumah sakit Gaza yang hancur
