Beda Krisis 1998 dan 2008 Menurut Kalla

VIVAnews - Krisis finansial yang terjadi pada 2008 jauh berbeda dengan krisis 1998. Menurut mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kondisi ini terlihat dari data inflasi pada tahun itu.

"Pada 1998, inflasi sampai 75 persen, tetapi pada 2008 inflasi cuma 3 persen," kata Kalla saat menjawab pertanyaan Panitia Khusus Angket Bank Century DPR, di Jakarta, Kamis 14 Januari 2010.

Selain itu, menurut Kalla, suku bunga yang terjadi pada 1998 jauh lebih tinggi dibandingkan suku bunga 2008. "Ada krisis iya, tetapi kurs sedikit naik. Itu intinya," katanya.

Pada 2008, kurs rupiah anjlok hingga Rp 12.000 per dolar AS. Namun, menurut Kalla, anjloknya nilai tukar saat itu wajar. Sebab, aliran dana asing keluar dari Indonesia.

Saham Berdividen, Pilihan Terbaik untuk Investor Konservatif

Dana asing meninggalkan Indonesia bukan karena sudah tidak kondusif, tapi karena mereka dibutuhkan di negeri asalnya. "Jadi wajar kalau rupiah melemah hingga 20 persen."

Harga komoditas pada 2008, terus berjatuhan, terutama harga minyak sawit mentah. Ekspor tertekan karena konsumsi negara tujuan, seperti Amerika dan Jepang, menurun tajam. "Itu yang berdampak pada kita," katanya.

hadi.suprapto@vivanews.com

Ilustrasi Gedung KPK.

KPK Ungkap Masih Ada 6 Menteri dan 3 Wakil Menteri Jokowi Belum Lapor LHKPN

KPK mengingatkan tingaal tiga hari lagi tenggat waktu bagi pejabat negara, termasuk menteri untuk melaporkan LHKPN.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024