VIVAnews - Mantan Dirjen Pajak Darmin Nasution mengaku akhirnya memahami keputusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada 20-21 November 2008 yang memutuskan untuk menyelamatkan Bank Century.
Kepada Pansus Hak Angket Century, Darmin menceritakan soal rapat penting semalam suntuk yang ini menjadi kontroversial tersebut.
Darmin menjelaskan rapat KSSK diawali dengan penjelasan mantan Gubernur BI Boediono dan pejabat BI Halim ALamsyah sebagai pegawai senior yang fokus menjelaskan situasi makro perbankan. Situasinya mencakup berbagai indikator, seperti indeks saham tertekan, segmentasi bank, suku bunga naik, kurs melonjak, cadangan devisa turun.
"Saya mengajukan sisi pandang yang lain, yaitu menyerahkan mikro individual perbankan, saya menyatakan bank ini bank kecil, kenapa CAR tiba-tiba turun," kata Darmin menceritakan situasi yang terjadi saat itu. Darmin juga mengaku mempertanyakan apakah ada tindak pidana oleh pemilik bank.
Dia menyadari dengan pendekatan makro memang saat itu berada dalam situasi yang sulit untuk memutuskan. Pemerintah pasti akan berhadapan dengan situasi makro perbankan. "Nah, apakah kita berani menghadapinya?" kata Darmin mengingat kembali pernyataannya saat itu.
Darmin mengaku secara sadar mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu untuk menguji soal sistemik tidaknya Century. Namun, kata dia, Boediono dan Halim mengatakan bukan menekankan pada soal Century, tetapi lebih pada berbagai indiktor makro perbankan. "Kalau tiba-tiba kepercayaan runtuh jadilah krisis."
Setelah berdiskusi bergantian, Darmin mengatakan pada penghujung acara dia bisa memahami apa yang dikatakan Boediono. "Kita seyogyanya berada dalam posisi aman. Apakah kita selamatkan dengan biaya mungkin separoh dari asetnya Rp 14 T. Tetapi, kalau dimatikan kita tak pernah bisa hitung, berapa biayanya," kata Boediono.
AHY Wanti-wanti Prabowo Usai Bertemu Cak Imin
Ketua Umum Partai Demokrat AHY merespons pertemuan Prabowo Subianto dengan Cak Imin di kantor DPP PKB, Rabu. AHY memberikan peringatan ke Prabowo
