VIVAnews - Problematika pasokan gas masih menghantui industri keramik nasional. Jaminan pasokan gas dibutuhkan industri ini untuk memastikan produksi berjalan optimal.
"Tanpa jaminan pasokan gas, utilisasi produksi industri ini akan melorot sebanyak 30 persen," kata Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Achmad Widjaya, saat rapat dengar pendapat umum dengan Komisi Perdagangan dan Perindustrian DPR RI di gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin, 18 Januari 2010.
Padahal, utilisasi industri ini mulai menggeliat seiring pulihnya krisis global dan mencapai 85 persen dari kapasitas terpasang yang sebesar 330 juta ton.
Achmad menjelaskan, kontrak pembelian gas dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) rata-rata setiap tahunnya mencapai 33 juta MMBTU. "Namun karena krisis, permintaan keramik merosot dan serapan gas industri hanya sekitar 20 juta MMBTU," ujarnya.
Seiring krisis global mereda, pelaku industri keramik mulai memacu proses produksinya dan serapan gas pada 2009 bisa mencapai 31 juta MMBTU.
Hingga saat ini, dia menambahkan, PGN belum memberikan kepastian pasokan gas untuk tahun 2010. Pelaku industri keramik ebrharap, pasokan bisa mendekati batas kontrak yakni 33 juta MMBTU.
Namun, PGN malah berencana mengenakan denda sebesar 50 persen dari harga sesuai kontrak US$ 5 per MMBTU atas setiap kelebihan pemakaian pasokan gas. "Jadi setiap kelebihan serapan gasnya kita harus bayar US$ 7,5 per MMBTU," ujarnya.
Anehnya, kata dia, PGN ingin mengenakan denda atas serapan gas yang melonjak di 2009 sebesar 11 juta MMBTU, dari pemakaian 2008.
Untuk itu, Achmad meminta, supaya PGN dapat memasok gas sesuai volume kontrak 2008 di tahun ini dan diharapkan tidak ada perubahan harga gas.
"Masak perusahaan sebesar itu tidak bisa tolongin industri lokal. Kita itu tiap bulan rata-rata bayar gas Rp 100 miliar per bulan atau sekitar Rp 1,2 triliun tiap tahunnya," ujar dia.
Apalagi, tutur Achmad, kontrak ini hanya berlaku hingga akhir Februari 2010.
Lebih gawatnya, kata dia, 30 persen dari 385 ribu pekerja industri keramik berpotensi dirumahkan, bila perusahaan tempat mereka bekerja tidak mendapat pasokan gas yang mencukupi.
Bersamaan dengan pengoptimalan produksinya, Asaki yang beranggotakan 85 perusahaan keramik menargetkan nilai ekspor keramik tahun ini bakal menyentuh US$ 100 juta atau meningkat dari US$ 45 juta tahun 2009.
hadi.suprapto@vivanews.com
VIVA.co.id
26 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Samsung Galaxy S22 Ultra: Sang Legenda Flagship yang Tetap Bersinar di Tahun 2024, Kini Turun Harga!
Gadget
9 menit lalu
Cek harga terbaru Samsung Galaxy S22 Ultra di akhir April 2024. Dapatkan penawaran terbaik untuk flagship HP ini, mulai dari spesifikasi hingga harga second.
Erick Thohir memberikan komentar penuh semangat setelah Timnas Indonesia U-23 berhasil mencapai babak semifinal Piala Asia U-23 dengan mengalahkan Korea Selatan.
Detik-detik Timnas Indonesia Tembus Semifinal Piala Asia U-23, Penyelamatan Berkelas Ernando Ari!
Jabar
34 menit lalu
Dalam pertandingan yang penuh dengan emosi dan ketegangan, Timnas Indonesia U-23 meraih kemenangan penting melawan Korea Selatan untuk mencapai babak semifinal.
Galaxy AI Kini Mendukung Bahasa Indonesia di Galaxy S24 Series, Begini Cara Pakainya
Gadget
43 menit lalu
Samsung resmi mengumumkan kehadiran bahasa Indonesia di fitur kecerdasan buatan Galaxy AI pada seri Galaxy S24. Cukup 3 langkah untuk mengaktifkannya.
Selengkapnya
Isu Terkini