VIVAnews - Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komisaris Jenderal (Pol) Susno Duadji, hari ini menjalani pemeriksaan Panitia Khusus Angket Century di Gedung parlemen, Senayan, Jakarta. Susno datang di DPR pukul 09.30 pagi didampingi dengan ajudannya. Uniknya, ajudan Susno membawa segepok buku yang kemudian dibagi-bagikan kepada wartawan.
Buku-buku tersebut tidak hanya terdiri dari satu judul saja, melainkan beragam judul. Sebagian merupakan buku karangan orang lain tentang Susno, sebagian lagi merupakan buku karangan Susno sendiri.
Buku yang paling menarik perhatian mungkin adalah buku ber-cover putih yang berjudul "Susno Duadji di Mata Sahabat Pers." Buku ini disusun oleh Achmad Setiyaji dan Edi Nasution, dan berisi tentang kumpulan kliping berita koran maupun online mengenai sosok, karir, maupun sejumlah permasalahan yang dihadapi Susno.
Buku setebal 166 halaman tersebut berisi berbagai pemberitaan yang diambil mulai dari harian Pikiran Rakyat, Sindo, Media Indonesia, Republika, Jakarta Post, Tempo, Kompas, Tribun Jabar, Sinar Harapan, Bisnis Indonesia, online kompas, tempo interaktif, detik, okezone, inilah, Kabar Indonesia, suara merdeka, majalah Gatra, sampai kantor berita Antara.
Berita-berita tersebut dikompilasi dalam satu buku, dan menceritakan secara acak tentang Susno mulai saat ia menjabat sebagai Kapolda Jabar, hingga ia menjadi Kabareskrim. Sayangnya buku ini tidak disusun berdasarkan time career Susno, sehingga pembaca akan kurang nyaman membacanya.
Selain buku itu, Susno juga membagikan buku karangannya sendiri yang berjudul "Selayang Pandang Praktik Pencucian Uang dan Kejahatan Asal." Buku ini diterbitkan pada Juli 2008, saat Susno masih menjabat sebagai Kapolda Jabar, dan Kapolri masih dijabat oleh Sutanto. Buku setebal 238 halaman ini menganalisis tentang berbagai metode tindak pencucian uang, dan upaya apa saja yang telah dilakukan polisi untuk mengatasinya, berdasarkan hukum dan kerjasama nasional maupun internasional yang terus diperbaiki.
Respons Keraguan Pentolan Projo, Gibran Optimis Peluang Jokowi-Megawati Bertemu
Agenda pertemuan Ketum PDIP dengan Presiden Jokowi terus didorong pasca Pilpres 2024.
