JK: Negara Lain Bicara Kemajuan Teknologi, RI Masih Bangga Majapahit

Wakil Presiden, Jusuf Kalla di Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Reza Fajri

VIVA – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sempat menyinggung senangnya orang Indonesia akan kejayaan masa lampau. Pada saat yang sama, kita lupa untuk menyongsong masa depan. Padahal, untuk menjadi negara maju mestinya Indonesia memikirkan teknologi beserta inovasinya.

Nilai 3 Artefak Langka Zaman Majapahit yang Dicuri Capai Rp 46 Miliar

"Kita selalu berpikir kejayaan masa lampau. Kita selalu berpikir bagaimana Majapahit dan Gajah Mada membikin Palapa, bagaimana di Makassar hebatnya (kapal) Pinisi. Orang bicara teknologi tinggi, kita masih bicara masa lalu," kata JK saat menghadiri peringatan Hari Teknologi Nasional (Harteknas) di Renon, Denpasar, Bali, Rabu 28 Agustus 2019.

JK mengaku tak menafikan masa lalu. Tetapi, katanya, hendaknya masa lalu dijadikan sejarah sebagai batu pijakan menatap masa depan. Katanya, jika Indonesia ingin maju maka mesti menatap masa depan. Salah satunya adalah meningkatkan inovasi teknologinya.

AS Kembalikan Barang Antik Milik Indonesia yang Dicuri, Ada 3 Artefak Majapahit

"Masa lalu penting untuk sejarah dan sejarah penting untuk pengalaman. Tapi, yang kita butuhkan adalah masa depan dan masa depan itu adalah inovasi dan teknologi. Tidak ada negara maju tanpanya," kata dia. 

Untuk itu, Ia meminta semua pihak melakukan evaluasi dan membuat perhitungan sehingga memiliki progres kemajuan. 

7 Kontroversi Arya Wedakarna: Tolak UAS, Penodaan Agama hingga Rasis ke Muslimah

"Kalau perusahaan membaca neraca, apa untung rugi, apa yang lebih baik dibanding tahun lalu, apa yang bisa membuat bersaing dengan negara lain, itu salah satu cara kita memperingati Harteknas, sama dengan kita memperingati hari ulang tahun kita. Apalagi menteri tentu membuat neraca dari tahun ke tahun apa yang kita perbuat," ucapnya. 

Bagi JK, sebuah negara maju tak hanya diukur dari kemajuan Informasi Teknologi (IT) dan manufacturing semata, tetapi juga inovasi.

"Kita masih sering kadangkala impor beras. Artinya, inovasi di bidang pangan masih kita butuhkan. Kita masih impor sapi, daging. Berarti inovasi di bidang peternakan kita butuhkan. Tapi tentu juga kita perlu persaingan manufacturing. Maka tentunya kita butuh teknologi di bidang manufacturing," tutur dia.

Bagi JK, inovasi yang dilakukan suatu bangsa bisa bermakna jika ia dapat dikomersialkan. Sepanjang inovasi tak memiliki nilai jual di pasaran, maka JK menilai hal itu tak memiliki guna apapun. 

"Kalau inovasi itu tak dikomersialkan, dipasarkan, itu hanya memenuhi lemari buku tempat kita menulisnya. Kita butuh kerja sama antara akademisi, universitas, pengusaha. Memang begitu banyak MoU yang kita teken untuk itu," tuturnya.

"Karena itulah, di hari ini, memang hari ini (Hari Teknologi Nasional) dimulai pada saat terbangnya N250 yang kemudian sampai sekarang tidak diproduksi. Itu juga bukti bahwa apapun yang kita buat, selama tidak bisa dikomersialkan tidak mempunyai makna besar," tambah JK. 

Menurut JK diperlukan perubahan budaya agar bangsa ini dapat segera maju. Untuk membaca budaya, untuk riset dan sebagainya, itulah yang akan meningkatkan mutu dan kemajuan bangsa ini. 

"Tentulah maka dalam acara ini kita harapkan para pengusaha, saya juga bagian dari tanggung jawab itu untuk kita semua bekerja bersama-sama dalam memajukan industri dan teknologi," tegas dia.

Menurut dia, universitas sebagai salah satu tempat berkumpulnya ilmuwan harus juga ikut bertanggung jawab memajukan bangsa ini. Universitas, kata dia, harus melihat jauh ke depan, bukan sebaliknya menoleh ke belakang. 

"Kalau universitas selalu melihat ke belakang, maka dia tak ada beda dengan museum, karena museum melihat ke belakang. Universitas melihat ke depan, apa yang harus dicapai. Kalau tahun ini kita hanya indeks inovasi kita peringkat 85 dunia, kita harus punya target kapan kita mencapai peringkat 50, lebih baik dari Filipina dan Thailand," jelas dia.

"Saya percaya kemampuan otak kita tidak ada bedanya dengan kemampuan otak orang Jepang, tidak ada bedanya dengan otak orang Amerika. Banyak rumor mengatakan otak kita yang terbaik karena kurang dipakai. Sama dengan pisau, karena tidak pernah dipakai akan tajam terus, cuma kurang bermanfaat. Karena itulah, maka kita harus memanfaatkan kodrat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa," tambah JK.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya