VIVAnews - Ekonom Hendri Saparini mempertanyakan pernyataan Departemen Keuangan yang menyamakan bail out Northern Rock Bank dengan Bank Century. Hendri menyatakan, Northern Rock Bank adalah bank nomor 8 terbesar di Inggris, beda jauh dengan Century.
"Northern Rock Bank adalah bank besar, bank terbesar nomor delapan di Inggris, jadi bukan bank kecil," kata Hendri di hadapan Rapat Panitia Khusus Angket Kasus Bank Century di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 21 Januari 2010. "Tidak bisa dibandingkan antara Northern Rock Bank dengan Century. Keduanya sangat-sangat berbeda."
Perempuan berkerudung itu menyatakan, bail out sebuah bank harus memperhatikan ukuran bank dan interkoneksinya. Sementara dampak sistemik ditimbulkan oleh faktor psikologi.
Dan Century, kata Hendri, adalah bank kecil sementara faktor psikologi yang memancing akan muncul rush atau penarikan dana besar-besaran dari perbankan tidak memadai. "Psikologi 2008 saat itu sudah berbeda dari 1997. Jadi, faktor psikologi yang mana? Harus dicari apa sebenarnya yang mendasari bail-out," kata Hendri.
Sementara ekonom M Chatib Basri membela bail out Bank Century. Kondisi krisis moneter global bisa mendorong Indonesia masuk dalam lingkaran krisis yang sama. "Pressure dari situasi makro akan menyulitkan sektor perbankan. Data mikronya ada di Bank Indonesia, dan saya tidak berani memberikan judgement, karena saya tidak punya database tentang itu," ujar Chatib yang juga staf ahli Menteri Koordinator Perekonomian itu.
"Krisis dimulai dari global imbalances. Lalu kasus subprime menjadi trigger (pemicu--red). Kalau investasi nyangkut di subprime, maka harus inject modal. Banyak yang tanya, kok krisis di AS, tapi rupiah yang jatuh? Jawabannya sederhana: terjadi capital outflow dari AS dari emerging market, untuk menjaga balance sheet AS," ujar Chatib.
Kemudian akibatnya, muncul persoalan likuiditas, karena BNI dan Mandiri saat itu mengajukan penambahan dana. "Terjadi price war antarbank, di mana tiap bank harus menaikkan bunganya agar nasabahnya tidak pindah bank meski saat itu ada kesepakatan dari para banker untuk tidak naikkan bunga di atas 12 persen," ujar Chatib. "Seluruh sumber dari krisis di seluruh dunia adalah likuiditas."
Maka, langkah pertama yang dilakukan adalah mengembalikan likuiditas. Kemudian mengembalikan kepercayaan. "Jadi ada di faktor psikologis yang bermain kalau sudah menyangkut confidence," ujarnya.
Kemudian, untuk menentukan sistemik atau tidak ada tiga hal. "Pertama, too big too fail. Kedua, interconnected. Ketiga, assymetric information (informasi asimetris)," kata Chatib. "Yang paling tahu kondisi bank adalah pemiliknya. Saat bank itu ditutup, maka saya yang nasabah di situ -- karena saya tidak punya informasi -- maka saya akan tarik uang saya dari situ. Dan nanti semua orang akan ikut melakukan hal yang sama. Jadi kalau ada seseorang yang withdraw (menarik) uang, maka yang lain akan mengikuti," kata Chatib.
VIVA.co.id
18 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Polisi menangkap Pierre Abraham, pengemudi Toyota Fortuner pelat nomor TNI yang mengaku sebagai adik jenderal. Ternyata cukup enggak menyangka saat mengetahui alasannya p
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Rekomendasi Film Kim Go Eun yang Punya Akting Spektakuler, Bisa Disaksikan di Viu
IntipSeleb
22 menit lalu
Kim Go Eun merupakan salah satu aktris berbakat asal Korea Selatan. Berbekal akting menakjubkan, Kim Go Eun punya sederet karya, termasuk film yang bisa ditonton di VIU.
Ternyata Denny Caknan Konsultasi dengan Beberapa Ulama Sebelum Resmi Nikahi Bella Bonita
JagoDangdut
22 menit lalu
Pernikahan penyanyi dangdut Denny Caknan dengan Bella Bonita yang terkesan mendadak ternyata melalui proses yang cukup panjang dan penuh pertimbangan.
Selengkapnya
Isu Terkini