Pengamat: Ekonomi RI Belum Tentu Membaik Jika Sri Mulyani Menkeu Lagi 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Usai dilantik pada 20 Agustus 2019 sebagai presiden, Joko Widodo, akan mengumumkan jajaran kabinet barunya. Ekonom pun berharap, tim ekonomi dalam jajaran kabinet presiden nantinya tidak lagi berisi menteri-menteri yang telah bertugas dalam Kabinet Kerja Jokowi periode 2014-2019.

Sosialisasi Pajak Bareng Sri Mulyani, Ganjar Minta Warga Jangan Takut

Direktur Riset Center of Reform on Economics atau Core Indonesia, Piter Abdullah Redjalam menjelaskan, itu karena menteri-menteri ekonomi dalam kabinet Jokowi di periode pertama tidak mampu memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia. Tidak satupun target yang ditetapkan tercapai.

"Kita butuh menteri yang punya terobosan agar ekonomi kita bisa tumbuh lebih baik. Sri Mulyani dan kawan-kawan menurut saya gagal dalam hal ini, tidak ada terobosan yang dilakukan. Kalau menteri keuangannya masih SMI (Sri Mulyani Indrawati), saya tidak berharap ekonomi kita lebih baik," kata dia saat dihubungi, Kamis, 3 Oktober 2019.

Soal Banjir Rob, Bupati Demak Curhat ke Sri Mulyani Minta Bantuan

Dia mencontohkan, dari sisi investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto, terus mengalami perlambatan, misalnya hingga Kuartal II 2019 hanya mencapai 5,01 persen, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,85 persen. Kemudian, pertumbuhan ekonomi stagnan di kisaran lima persen.

"Itu kan kegagalan, ukuran keberhasilan seharusnya dibandingkan dengan potensi. Semua juga tahu kalau kita punya potensi tumbuh lebih tinggi, jangan kan terhadap potensi pertumbuhan, terhadap target saja tidak pernah tercapai," tegasnya.

Sri Mulyani Akui 20 Tahun Desentralisasi Fiskal Banyak PR, Apa Saja?

Padahal, lanjut dia, Indonesia punya potensi untuk tumbuh tinggi dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada, seperti pasar domestik yang besar. Potensi itu gagal untuk dipicu guna mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang lebih tinggi.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Tauhid Ahmad, menilai, Sri Mulyani memang tidak mampu meningkatkan perekonomian Indonesia apalagi sesuai dengan target, namun dia berhasil menjaga daya tahan ekonomi Indonesia dengan cara mengelola keuangan negara atau APBN yang kredibel dan sehat.

"Bu Sri Mulyani saya kira masih dibutuhkan saat ini untuk menjaga di sektor keuangan ketimbang mengkoordinir di sektor perekonomian," tegas dia saat dihubungi pada hari yang sama.

Karenanya, dia beranggapan yang dibutuhkan Joko Widodo di periode keduanya adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang berpengalaman, supaya ekonomi Indonesia bisa terpacu lebih cepat di tengah tekanan ekonomi global yang sangat kuat. Utamanya, mampu mengkoordinir tim ekonomi dengan baik.

"Kalau tim ekonomi saya lihat beberapa ekonom, seperti Pak Chatib Basri, Pak Erani, Pak Anggito dan beberapa ekonom lainnya cukup memiliki latar belakang dan pengalaman yang panjang tentang ekonomi. Levelnya menteri Koordinator Perekonomian," tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya