VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia berpotensi rawan kembali terhadap aksi ambil untung (profit taking) investor di awal pekan ini. Namun, saham-saham papan atas (blue chips) masih direkomendasikan beli.
"Sepertinya, IHSG kembali tertekan," ujar Kepala Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing di Jakarta kepada VIVAnews, Jumat sore, 22 Januari 2010.
Dia memproyeksikan, indeks Senin, 25 Januari 2010, berpotensi bergerak di level batas bawah (support) 2.550 dan batas atas (resistance) 2.650.
Pada transaksi Jumat, indeks kembali berakhir negatif di posisi 2.610,34, terkoreksi 28,04 poin (1,07 persen) dari perdagangan Kamis, 21 Januari 2010, yang turun 28,88 poin atau 1,09 persen ke level 2.638,38.
Bursa Asia saat IHSG tutup juga bergerak negatif. Indeks Hang Seng turun 136,49 (0,65 persen) ke level 20.726,18, Nikkei 225 melemah 277,86 poin atau 2,56 persen menjadi 10.590,55, dan Straits Times tekoreksi 32,73 persen (1,15 persen) di posisi 2.818,25.
Bursa Wall Street pada perdagangan Jumat sore waktu New York, atau Sabtu dini hari WIB pun kembali negatif. Indeks harga saham Dow Jones terkoreksi 216,90 poin (2,09 persen) menjadi 10.172,98, indeks harga saham indikator Standard & Poor's 500 turun 24,72 poin atau 2,21 persen ke level 1.091,76, dan indeks harga saham teknologi Nasdaq melemah 60,41 poin (2,67 persen) di posisi 2.205,29.
Menurut Pardomuan, IHSG awal pekan ini diperkirakan berpotensi mengalami tekanan jual pelaku pasar. Sebab, rencana kebijakan perbankan yang akan dilakukan Amerika Serikat masih menjadi sentimen negatif bagi bursa Dow Jones yang bakal berimbas ke bursa global.
Selain itu, kata dia, investor asing juga sudah mulai melakukan aksi ambil untung dibanding mengambil posisi di saham. Sebab, sejak akhir tahun 2009 hingga pertengahan Januari 2010, IHSG telah mengalami penguatan signifikan.
Sedangkan Purwoko Sartono, research analyst PT Panin Sekuritas Tbk berpendapat, untuk awal pekan ini diproyeksikan tekanan indeks domestik mulai mereda.
Keberhasilan IHSG kemarin, kata dia, yang bertahan di atas level 2.600 disinyalir bisa menambah kepercayaan investor untuk kembali bermain saham. "Kisaran indeks berada di level 2.580-2.630," ujar Purwoko.
Rekomendasi
Pardomuan menyarankan, akumulasi saham blue chips perbankan, infrastruktur, dan konsumer, seiring kinerja perseroan yang diproyeksikan positif.
Saham-sahamnya, kata dia, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
antique.putra@vivanews.com
VIVA.co.id
25 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Samsung Hadirkan Galaxy Tab S6 Lite (2024) Di Indonesia
Gadget
sekitar 1 jam lalu
Samsung Electronics Indonesia dengan bangga mengumumkan kedatangan tablet terbaru mereka ke Indonesia, Samsung Galaxy Tab S6 Lite (2024). Didesain dengan sempurna
Perjalanan Karir dan Prestasi Aura Jeixy, Pro Player PUBG Mobile yang Tersandung Kasus Narkoba
Gadget
1 jam lalu
Aura Jeixy, pro player PUBG Mobile Indonesia menjadi sorotan publik.
Bukan karena prestasi gemilang di dunia e-sports, melainkan karena tersandung kasus Narkoba.
Samsung Akan Buat Ponsel Lipat dengan Harga Semakin Terjangkau, Fan Edition Segera Rilis?
Gadget
1 jam lalu
Samsung dikabarkan tengah menggarap dua ponsel lipat baru dengan harga yang lebih terjangkau melalui lini Fan Edition, yaitu Galaxy Z Fold FE dan Galaxy Z Flip FE.
Meskipun detail spesifikasi dari smartwatch ini belum diumumkan secara resmi oleh Black Shark, namun kemungkinan besar fitur-fitur unggulan dari generasi sebelumnya.
Selengkapnya
Isu Terkini