Jonan Beberkan Pekerjaan Rumah dan Tantangan Kementerian ESDM ke Depan

Menteri ESDM Ignasius Jonan di Hari Listrik Nasional ke-74.
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan menjelaskan, hingga saat ini sektor minyak dan gas nasional masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah, di samping adanya tantangan serta peluang baik di sisi hulu maupun hilir.

Reaktivasi Pabrik PIM-1 Bakal Tingkatkan Produksi Pupuk Indonesia

Dia bahkan mengakui bahwa pemerintah sudah membuka pintu secara lebar untuk menampung masukan yang kiranya bisa dijadikan bahan perbaikan agar industri ini bisa tumbuh semakin baik ke depannya.

"Lebih penting lagi ketidakadilannya ada. Jadi sektor ini memang tidak bisa berdiri sendiri, sehingga kita harus bisa melihat secara makro apa saja ketidakadilannya bagi setiap sektor," kata Jonan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 14 Oktober 2019.

Harga Komoditas Dunia Meroket, Kargo Batu Bara Terdongkrak Naik

Jonan pun menyoroti masalah efisiensi, sebagai salah satu hal yang mesti lebih digalakkan lagi di sektor migas nasional.

"Semua kegiatan itu bagus ukurannya efisiensi. Dari satu sektor ke sektor lain pikirannya berbeda-beda, dan itu juga tergantung konsumennya. Konsumennya itu berpikir efisien atau tidak," ujarnya.

Konflik Rusia ke Ukraina Dongkrak Harga Minyak RI

Jonan mengaku cukup terkejut sejak menjabat sebagai Menteri ESDM, di mana menurutnya secara keseluruhan industri migas dalam negeri memang masih cukup tertinggal secara praktik.

"Bahkan presiden menugaskan efisiensi dari sektor ini harus ditingkatkan. Misalnya di hulu migas itu kan sistemnya cost recovery. Ini menurut saya mengherankan, ini apa?" kata Jonan.

Jonan mengakui, dibanding industri telekomunikasi, sektor migas masih jauh tertinggal. Padahal, pola distribusi BBM dan jangkauan masalah kelistrikan umurnya masih jauh lebih tua dibanding sektor telekomunikasi tersebut.

Dia pun menegaskan, salah satu hal yang bisa membuat pesatnya perkembangan di sektor telekomunikasi melesat jauh meninggalkan sektor migas dan energi, adalah masalah efisiensi yang berhasil dilakukan oleh para pelaku di industri tersebut.

"Ini harus jadi industri yang efisien. Tapi kenapa? Karena harga gas dan minyak enggak ada yang bisa mengendalikan, maka kita harus mengendalikan biaya. Kalau di kegiatan usaha tidak bisa mengendalikan harga jual, ya kendalikan biaya," kata Jonan.

"Ini suatu tantangan yang harus dijalani. Karena kalau baiaya enggak bisa dikendalikan, yang kita kerjakan apa coba? Bisnis kan cuma itu, makanya kita harus mulai efisiensi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya