Ditunjuk Jadi Bank Administrator RDN, BJB Genjot Pertumbuhan DPK

KSEI Tunjuk Bank BJB Jadi BPD Pertama Administrator RDN
Sumber :
  • VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Di tengah tren pengetatan likuiditas industri perbankan, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB, memutuskan untuk menjadi Bank Administrator Rekening Dana Nasabah guna meningkatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).

PNM Raih Anugerah CSR IDX Channel 2023 Melalui Beberapa Program Unggulan

Yuddy Renaldi, selaku direktur utama dari emiten berkode "BJBR" tersebut berharap, predikat sebagai bank administratror RDN ini nantinya akan mampu memperbaiki kinerja keuangan perseroan.

"Karena impact dari Bank BJB menjadi bank administrator RDN akan meningkatkan DPK dan fee based income kami," kata Yuddy di Gedung BEI, Jakarta, Kamis 7 November 2019.

IHSG Dipengaruhi Surplus Neraca Dagang, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Kapasitas BJBR sebagai bank administrator diyakini Yuddy juga akan mendorong pertambahan jumlah number of account, dengan target sebanyak 1.000 akun. "Apalagi, penunjukan Bank BJB sebagai bank administrator RDN ini akan menopang kami untuk membentuk perusahaan daerah," ujarnya.

Yuddy berharap, ke depannya tingkat DPK dan fee based income BJBR bisa terkatrol oleh kapasitas perseroan, karena pada kuartal III-2019, laba bersih BJBR masih melanjutkan tren penurunan. Penunjukan ini diharapkan bisa membantu kondisi tersebut agar lebih membaik, hingga pengujung tahun 2019.

Pembagian Dividen BJBR Meningkat dari Rp99,11 menjadi Rp104,55 per Lembar Saham

Dia mengaku pihaknya juga optimistis jika laba bersih setelah pajak hingga akhir 2019, bisa mencapai sekitar Rp1,6-1,7 triliun. Meskipun, diakui Yuddy bahwa penyaluran kredit BJBR di kuartal III-2019, tercatat hanya bertumbuh 9,8 persen (year-on-year) menjadi Rp81,5 triliun.

"Maka dari itu kami akan terus mendorong pertumbuhan kredit sampai akhir tahun ini," kata Yuddy.

Dia menambahkan, menjelang akhir tahun ini, BJBR juga akan fokus mendorong pertumbuhan DPK, yang pada kuartal III-2019 meningkat 10 persen (year-on-year) menjadi Rp98,4 triliun.

"Kami akan mendapatkan dana tambahan dari pemda (Pemprov Jawa Barat) untuk perbaikan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) kami," ujarnya.

Keputusan BJBR menjadi bank administrator RDN ini telah menjadikan perseroan sebagai bank pembangunan daerah (BPD) pertama, yang akan memberikan jasa kepada perusahaan efek untuk membuka rekening dana nasabah guna bertransaksi di pasar modal.

Saat ini, terdapat 17 bank administrator RDN yang bekerja sama dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), untuk periode 2019-2024, yang terdiri atas 13 bank umum, tiga bank syariah, dan satu BPD.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya