Pertamina EP Buat Alat Pencegah Marine Growth Jaga Kehandalan Offshore

Petugas sedang memasang Sea-Waroc untuk mencegah tumbuhnya marine growth.
Sumber :
  • Dok. Pertamina EP

VIVA – PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina terus menggiatkan pengembangan inovasi agar dapat mendukung kelancaran dan kehandalan operasi. Upaya ini dilakukan guna mendukung pencapaian target pencarian migas yang ditetapkan.

Perusahaan UEA Mubadala Energy akan Lakukan Pengeboran Kedua di Perairan Aceh

Salah satu inovasi yang dirintis melalui PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field di bidang industri migas offshore adalah mencegah pertumbuhan marine growth. Marine growth adalah sekumpulan hewan atau tumbuhan laut yang tumbuh dan berkoloni di permukaan bangunan atau struktur di laut. 

“Kondisi bahan makanan/nutrisi, cahaya matahari, faktor pH (derajat keasaman) dan kondisi lingkungan lain cocok bagi pertumbuhan mereka di sini,” ujar Field Manager Pertamina EP Asset 3 Jatibarang, Hari Widodo, dalam keterangan tertulisnya, Jumat 8 November 2019.
 
Menurut Hari, tumbuhnya marine growth pada permukaan bangunan/struktur ini dapat menimbulkan berbagai masalah. Pada struktur platform, adanya marine growth akan menyebabkan struktur menjadi lebih berat sehingga menyebabkan perubahan respons struktur tersebut terhadap beban-beban dinamis (ada perubahan frekuensi natural, ragam getar, dsb).

Dapat Temuan Signifikan di 2023, Intip Strategi PHE Gencarkan Program Eksplorasi Migas 2024

“Di samping itu, marine growth akan menyebabkan pertambahan diameter efektif tiang struktur sehingga menyebabkan beban arus dan beban gelombang yang diterima struktur menjadi lebih besar. Hal ini tentu akan berdampak negatif pada kekuatan struktur platform,” ujarnya.

Pertamina EP Field Jatibarang telah berhasil menemukan sebuah inovasi alat baru yang bisa menggantikan kerja manual yang dilakukan untuk mengatasi marine growth. 

Pertamina Hulu Mahakam Sabet Rekor Pemboran Sumur Tercepat

Alan tersebut diberi nama sebagai “Sea-Waroc (Sea Wave Ring Automatic)”, alat ini didesain untuk menghilangkan salah satu unsur penyebab pertumbuhan marine growth tersebut, yaitu bahan makanan/nutrisi.

Menurut Hari, Sea-Waroc” membersihkan tiang struktur platform dari bahan-bahan makanan marine growth sehingga pertumbuhan marine growth di tiang struktur platform dapat dicegah. 

“Sea-Waroc” didesain dalam bentuk ring menggunakan prinsip mekanis dan Buoyancy untuk menghilangkan bahan makanan/nutrisi yang menempel di tiang struktur platform. Alat Sea-Waroc merupakan inovasi baru di dunia migas offshore, bukan adopsi dari model lain.

“Invensi ‘Sea-Waroc’ ini akan mengurangi biaya secara signifikan dengan mengubah cara lama dalam mengatasi marine growth sekaligus meningkatkan integritas platform offshore yang akan menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan,” ujar Pertamina EP Asset General Manager Wisnu Hindadari.

Inovasi Sea-Waroc telah dilombakan dalam ajang Improvement dan Innovation Award (IIA) PT Pertamina EP pada 7-9 Oktober 2019 dan mendapat hasil GOLD. 

Sebelumnya, demi mengatasi marine growth dengan menggunakan alat water jet yang dioperasikan oleh penyelam membutuhkan biaya sekitar Rp23,2 miliar, dengan alat “Sea-Waroc” hanya membutuhkan biaya sekitar Rp31,5 juta. 

Dengan demikian terdapat efisiensi sebesar 99,86 persen. Implementasi tersebut sudah berjalan sekitar lima bulan. 

Franky Melky dari Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur BPPT mengatakan alat “Sea-Waroc” merupakan ide yang sangat bagus untuk mencegah pertumbuhan marine growth, dengan material yang digunakan mudah didapat sehingga alat “Sea-Waroc” dapat diterapkan di lapangan offshore lain.

“Kami berharap melalui penemuan alat ini dapat membantu pemasalahan offshore, ‘dengan alat “Sea-Waroc”, PT Pertamina EP berharap dapat membantu operator lapangan migas lain yang memiliki platform offshore dalam menyelesaikan permasalahan marine growth”, ujarnya.

Diketahui, Jatibarang Field merupakan lapangan migas yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Memasuki semester akhir 2019, telah mencatat produksi minyak sebesar 7.924  BOPD (110,5 persen terhadap target), sedangkan produksi gas 41.9 MMSCFD, (99,3 persen terhadap target).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya