Bisnis Besi Tua Bekas Kapal, Perusahaan Ini Raup Seratusan Miliar

Bisnis besi tua bekas kapal.
Sumber :
  • Nur Faishal / VIVAnews.

VIVA – Besi tua diremehkan banyak orang. Padahal, jika ditelateni, melakoni bisnis barang rongsok itu sangat menggiurkan. Apalagi barang rongsok segeda kapal barang. Ratusan miliar rupiah bisa diraup setiap tahunnya.

Berawal dari Dropship, Gamer Ini Punya Rental Mobil dan Beberapa Vila Miliaran di Bali

Jika tak percaya, tanya saja pebisnis besi tua perseorangan, kebanyakan orang Madura, atau perusahaan profesional seperti PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS).

VIVAnews berkesempatan mengintip galangan tempat pemotongan kapal bekas yang dikelola OPMS di Pelabuhan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Lokasinya sekira satu kilometer sisi timur dermaga penyeberangan Kamal-Ujung (Surabaya).

Dari Kurir Paket Kini Jadi Influencer, Pria Ini Sukses Bisnis Laundry dan Jasa Pembuatan Website

Di lokasi, satu unit kapal barang berukuran besar terdampar di pantai. Tinggi dinding kapal sekira pohon kelapa muda. ‘Mentari Persada’ tertulis di lambung kapal. Di bagian moncong hiu, tiga pekerja berdiri di atas perahu kecil, memotong bagian depan kapal barang seberat 7.312 gross tonage (GT) itu. Seorang lagi nyemplung ke dalam air laut mengarahkan tiga pemotong besi itu.

KM Mentari Persada itu terdampar agak jauh dari garis pantai. Sekira 30-an meter. Di bibir pantai, dua kendaraan alat berat terparkir menghadap laut. Kendaraan alat berat itulah nantinya yang akan menyeret badan kapal naik ke atas pantai untuk dipotong-potong.

Anak Muda Ini Dulu Kuli, Sekarang Sukses Jadi Pengusaha Digital

“Untuk memotong kapal sebesar ini, butuh waktu dua sampai tiga bulan,” kata seorang pekerja, Ahmad, Sabtu 16 November 2019. 

KM Persada satu di antara tiga kapal bekas yang dibeli OPMS untuk dijual kembali dengan status besi tua. Dua di antaranya ialah KM Mentari Perdana seberat 4.188 GT dan KM Mentari Sentosa seberat 4.980 GT. Dua kapal tersebut masih di parkir di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

“Tiga kapal bekas yang kami beli itu usianya sudah di atas 25 tahun,” kata Direktur OPMS, Alan Priyambodo Krisnamurti, pada Sabtu, 16 November 2019.

Alan menaksir 7.300 ton besi scrap untuk bahan baku baja bisa diperoleh dari tiga kapal bekas tersebut. Ditambah dua kapal bekas di lokasi lain, dia meyakini target 24 ribu ton dicapai OPMS tahun ini.

“Target pendapatan di tahun ini berkisar antara Rp100 miliar hingga Rp110 miliar,” katanya.

Dia menjelaskan, potensi bisnis besi tua di Indonesia masih sangat besar. Untuk Jawa Timur saja, dari kapasitas sekira dua juta ton, setiap tahunnya sekira 70 persen besi tua yang masuk ke perusahaan-perusahaan peleburan besi berasal dari luar negeri alias impor. Sisanya, 30 persen, disuplai oleh pebisnis perseorangan dan perusahaan swasta, di antaranya OPMS.

“Kami memasukkan (besi tua) ke perusahaan peleburan, di mana di Jawa Timur saja ada kapasitas dua juta ton. Padahal, kami setahun cuma (mensuplai) perkiraan maksimal 24 ribu (ton), cuma lima belas persennya. Jadi, masih sangat luas potensinya,” ujar Alan.

Dia mengklaim, hingga saat ini OPMS satu-satunya perusahaan profesional di Indonesia yang bergerak di bidang besi tua dengan sasaran kapal-kapal bekas.

“Kualitas impor kadang kan masih diragukan, oleh karena itu kami menyuplai dengan pelat kapal yang kualitasnya sudah terbukti. Di laut kan besi kapal itu tahan,” tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya