Logo WARTAEKONOMI

Kawasan Elite Pondok Indah, Mahakarya Ciputra yang Bakal Jadi Kenangan

Kawasan Elite Pondok Indah: Mahakarya Pak Ci yang Jadi Kenangan.
Kawasan Elite Pondok Indah: Mahakarya Pak Ci yang Jadi Kenangan.
Sumber :
  • wartaekonomi

Mendiang Ciputra memang sosok yang pandai membaca peluang di masa depan. Ia juga senang berintuisi. Namun, dengan kerja keras dan penuh tekad, Ciputra menjadikan intuisinya kenyataan.

Pria kelahiran Parigi ini dikenal sebagai pengusaha properti ulung. Berbagai proyek besar berbau properti berhasil ia garap dan meraih kesuksesan. Tak hanya Proyek Senen, dan Taman Impian Jaya Ancol. Tangan dingin Ciputra juga rupanya mampu menyulap kawasan Pondok Indah yang tadinya bukan apa-apa menjadi istimewa.

Alberthiene Endah, dalam "Ciputra The Entrepreneur: The Passion of My Life" (2019), mengungkapkan kisah lain soal pembangunan kawasan di selatan Jakarta pada era 1980-an yang kini jadi salah satu kawasan paling elite di Jakarta, yaitu Pondok Indah.

"Firasat saya di tahun 70-an, kelak Jakarta akan mencapai titik kulminasi pertambahan penduduk yang mencengangkan, Ibukota akan sesak. Tak cukup menampung penduduk. Tak akan cukup lagi untuk menadahi rumah-rumah baru di atasnya. Kemungkinan kelak Jakarta akan dipenuhi rumah yang menjulang ke langit alias apartemen. Tapi waktunya masih lama. Maka terpikir oleh saya, harus dibangun kota satelit..." tulisnya.

Mulanya, Ciputra menemukan lahan Pondok Indah dan Bintaro Jaya saat ia menemani kawannya yang membeli tanah di Kelurahan Bintaro. Saat itu, sudah ada di kepala Ciputra soal kota satelit Jakarta, setelah melihat lahan yang masih maha luas dengan pepohonan yang masih rimbun dan asri hijau, juga penduduk yang masih jarang.

Saat itu, ia telah mendirikan Metropolitan Depelopment. Melalui perusahaannya itu, Ciputra membeli tanah termasuk di kawasan Bintaro. Pada 1980, ia membangun proyek Bintaro Jaya, dan hasilnya sukses. Kemudian, langkah Ciputra ini banyak ditiru oleh pengembang-pengembang lainnya.

Keberhasilannya ini menjadikan dirinya lebih termotivasi untuk membangun permukiman mewah di selatan Jakarta.