SURABAYA POST -- Cuaca buruk di Kabupaten Malang nampaknya dibarengi kondisi kekurangan pupuk di wilayah ini. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Malang pun mengusulkan tambahan pupuk bersubsidi 10 persen, menyusul kekurangan pasokan pupuk hingga berdampak kelangkaan.
Wakil Ketua KPP (Komisi Pengawasan Pupuk) Kabupaten Malang, Syakur Kullu, mengatakan selama ini pihaknya sudah mengawasi pendistribusian pupuk. Bahkan, pada akhir tahun lalu, antara Disperindag, KPP, dan Dinas Pertanian telah mengadakan pertemuan membahas kekurangan pendistribusian pupuk tersebut. “Meski setiap bulan sudah digerojok pupuk secara rutin, sebenarnya kebutuhan pupuk itu masih kurang,” kata Syakur, Kamis (28/1).
Lebih lanjut dijelaskannya, untuk 2010 ini sudah diajukan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk penambahan stok pupuk. Sebelumnya, stok yang ada sesuai cash flow 3.000 sampai 4.000 ton per bulan. “Idealnya kebutuhan pupuk di Kabupaten Malang itu, sebenarnya sesuai dengan yang diajukan oleh Dinas Pertanian,” ujar dia.
Secara terpisah Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Purwanto, mengatakan penambahan pupuk tersebut dari total kebutuhan pupuk ZA sebanyak 45 ribu ton dan urea 64 ribu ton per tahun. Sedangkan, kenyataan di lapangan sebenarnya antara kebutuhan dan realisasi tak seimbang, sehingga setiap musim tanam mengalami kekurangan.
"Untuk mengurangi ketergantungan dengan pupuk kimia, Kami menyarankan petani beralih menggunakan pupuk organic serta menggunakan pola pemupukan berimbang, sebab selama ini petani kerap menggunakan pupuk secara berlebihan,” urainya.
Menurutnya petani kurang efisien menggunakan pupuk, rata-rata setiap hektare digerojok 450 kilogram urea dari idealnya sekitar 200 kilogram. Petani menambah pupuk kimia, agar hasil produksi semakin meningkat. Padahal, jika pupuk digunakan berlebihan akan merusak bahan organik di dalam tanah.
Kembali dijelaskan Purwanto, agar para petani beralih menggunakan pupuk organik, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menyerahkan bantuan alat pengolah pupuk organik ke 33 Kecamatan.Bantuan peralatan tersebut berupa granuler dan mesin pencacah kompos.Alat tersebut bernilai sekitar Rp 30 juta.
“Karena kekurangan stok pupuk di kalangan petani, kalau dilihat sekitar 30 persen petani menggunakan pupuk organik secara bertahap. Mereka tergabung dalam kelompok tani, total kelompok tani yang aktif memproduksi pupuk organik sebanyak 36 ribu kelompok tani,” terang dia.
Solusi pengganti pupuk bersubsidi, menurutnya berbagai jenis kompos yang bisa digunakan diantaranya, jerami, kotoran hewan serta sampah rumah tangga.Bahkan, telah bekerjasama dengan Dinas Cipta Karya untuk memanfaatkan sampah organik di sejumlah pasar tradisional.Sampah organik ini disalurkan langsung kepada kelompok tani yang membutuhkan. Program ini telah dilaksanakan di Kecamatan Dampit, Ampelgading dan Lawang.
Laporan: Putut Priyono
VIVA.co.id
20 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Yogyakarta Tuan Rumah Seri Pembuka Superchallenge Supermoto 2024, Catat Tanggalnya
100KPJ
2 jam lalu
Superchallenge Supermoto Race 2024 Seri Kejurnas bakal berlangsung sebanyak lima seri di lima kota berbeda. Untuk seri pembuka akan berlangsung di Yogyakarta.
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Berperan Sebagai Raga di Serial Private Bodyguard, Inilah Fakta Menarik Tentang Junior Roberts
IntipSeleb
4 menit lalu
Selain memiliki cerita yang menarik, para pemeran dari Private Bodyguard juga berhasil menarik perhatian penonton, dan salah satunya adalah Junior Roberts.
Waduh! Ayu Ting Ting Dikaitkan dengan Sandra Dewi, Ada Apa?
JagoDangdut
sekitar 1 jam lalu
Penyanyi dangdut Ayu Ting Ting mulai dikaitkan dengan Sandra Dewi karena kemunculan satu gambar yang menimbulkan kesan kemiripan, terutama dalam hal gaya rambut.
Selengkapnya
Isu Terkini