Pemerintah Beri Insentif Industri Hilir Agro

VIVAnews - Pemerintah tengah menyiapkan insentif bagi pengembangan industri hilir produk pertanian yang menjadi unggulan ekspor Indonesia.

"Pemerintah akan memberi insentif bagi yang mengembangkan industri downstream (hilir), karena di samping meningkatkan value added tapi juga membuka lapangan kerja," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa di sela-sela acara "Feed The World" di Jakarta, Kamis, 28 Januari 2010.

Hatta menyebutkan, delapan komoditas pertanian unggulan ekspor Indonesia yang berpotensi didorong pengembangan industri hilirnya di antaranya, sawit, karet, kopi, kakao, lada, ikan, kayu manis, dan rumput laut.

"Itu masuk lima besar dunia. Kalau kita berkonsentrasi, bisa memasok dunia," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan insentif tersebut akan diberikan khusus bagi komoditas tertentu. "Pengembangan industri hilir yang harus dikejar. Insentifnya sedang dirancang by products," ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan kebijakan disinsentif terhadap ekspor produk mentah (bahan baku) yang seharusnya bisa didorong menjadi produk bernilai tambah lebih besar.

Ia mencontohkan, kebijakan Bea Keluar (BK) pada produk kelapa sawit. Ekspor Tandan Buah Sawit (TBS) dikenakan bea keluar 40 persen, tapi kalau diolah dan makin tinggi nilai tambahnya maka pungutannya makin rendah.

Selain produk kelapa sawit, pemerintah juga berencana mengenakan bea keluar untuk produk kakao dengan tujuan mendorong ekspor produk olahannya. Bea keluar kakao saat ini tengah dibahas di Tim Tarif Depkeu.

antique.putra@vivanews.com

PKS Hormati Putusan MK: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran
Beli Sepatu Bola Rp 10 Juta, Kena Pajak Rp 31 Juta

Viral Beli Sepatu Bola Rp10 Juta, Kena Pajak Rp31 Juta, Ini Kata Bea Cukai

Bea Cukai mengatakan bahwa pengenaan pajak Rp 31,8 juta tersebut merupakan sanksi ketidaksesuaian Cost, Insurance and Freight (CIF) atau total nilai harga barang ditambah

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024