Kepala BKPM Beberkan Biang Kerok Banyaknya Pabrik Tekstil Gulung Tikar

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan penyebab banyaknya pabrik tekstil di Indonesia yang tutup. Faktor utamanya antara lain, kenaikan upah tenaga kerja hingga derasnya gempuran impor tekstil ke dalam negeri.

Menperin: PMI Manufaktur Juni 2023 Naik Tinggi, Tapi Industri Tekstil Masih Menderita

"Pertama sih karena tenaga kerja, upah itu sudah mulai naik. kedua penetrasi impor kita juga tinggi," kata Bahlil di kantornya, Jakarta, Rabu 11 Desember 2019.

Penyebab selanjutnya, Bahlil menyebut Harga Pokok Produksi (HPP) tekstil Indonesia yang masih mahal. Apalagi, pabrik tekstil di Indonesia memang sudah banyak yang 'uzur'.

Alami Penurunan Ekspor, Kemenperin Dorong Kinerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil

"Bahan baku di sini kan memang mahal, karena mesin-mesin kita sudah agak tua, memang harus ada peremajaan. Revitalisasi," kata mantan Ketua Umum HIPMI itu.

Namun begitu, Bahlil mengaku yakin jika persoalan ini semua bisa diatasi dengan baik, maka industri tekstil dalam negeri bisa diselamatkan. Tentunya melalui pemahaman dan saling pengertian antara pengusaha dan Pemerintah.

Alasan Pemerintah Ngotot Larang Impor Pakaian Bekas

"Insya Allah akan selesai," imbuhnya.

Terkait jumlah pasti berapa pabrik tekstil yang 'gulung tikar', dia mengaku masih melakukan pendataan. Secara teknis, dia akan menghimpunnya melalui asosiasi pengusaha tekstil Indonesia.

"Kita belum punya data. Nanti data teknisnya lagi minta teman-teman API (Asosiasi Pertekstilan Indonesia) dan APSyFI (Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia) untuk melaporkan di hari Rabu. Kami tindak lanjutnya di hari Rabu lagi," katanya.

Lebih lanjut, Bahlil menegaskan bahwa pihaknya akan berupaya memfasilitasi para pengusaha tekstil dalam negeri. Hal ini sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.

"Kan permintaan Pak Presiden untuk cek apa persoalan yang ada di sini. Itu sudah diinvestigasi, juga (ada) rapat koordinasi dengan kementerian teknis untuk investigasi," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya