Ketakutan Muslim Inggris Setelah PM Boris Johnson Terpilih

Presiden Komisi Uni Eropa, Jean-Claude Juncker, bertemu dengan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. - Imago Images
Sumber :
  • dw

VIVA – Sejumlah warga Muslim ternyata khawatir setelah terpilihnya Boris Johnson sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris. Sebagaimana wawancara yang dilakukan oleh Metro terhadap Muslim di Inggris diketahui bahwa kesan mereka terhadap Johnson adalah tak ramah terhadap Muslim.

Anggota Parlemen Inggris Dinonaktifkan dari Partainya Karena Menjelekkan Islam

Salah satunya adalah ketua aksi amal Muslim di Manchester bernama Manzoor Ali yang mengaku cemas dengan masa depan anak-anaknya nanti karena Boris Johnson akan memimpin selama lima tahun. "Saya juga khawatir atas keselamatan saya pribadi dan juga anak-anak saya nanti." kata Manzoor Ali.

Hal itu diutarakannya setelah PM Boris Johnson mengutarakan pernyataan yang dianggap rasis dan cenderung islamophobia pada 2015 lalu. Dia dalam artikel di Spectator pada 2005 mengatakan sangat wajar bila timbul ketakutan akan Islam. Selain itu, dia juga sempat dikritik atas kolomnya di media Telegraph tahun lalu yang membandingkan wanita Muslim dengan perampok bank.

5 Negara Terang-terangan Ada Gerakan Islamophobia

Boris Johnson sendiri membantah dia bermaksud rasis. Menurutnya hal yang dia tuliskan sudah dikutip dan disampaikan keluar konteks. Johnson juga mengatakan akan membela hak wanita Muslim untuk menggunakan pakaian apa pun yang mereka suka. 

Selama masa kampanye baru-baru ini, Boris Johnson juga meminta maaf atas adanya sinyalemen dan pernyataan dari Partai Konservatif yang menyudutkan Muslim.

New York City Schools Provide Learn about Antisemitism, Islamophobia

Namun Ali mengatakan dia tetap tak bisa hilang cemas saat Johnson terpilih. Dia bahkan berencana ingin pindah dan Selandia Baru menurut dia merupakan negara yang lebih ramah nantinya setelah melihat PM Jacinda Ardern yang ramah kepada Muslim.

Tak hanya Ali, Eidan yang merupakan konsultan IT di London bagian Utara juga menyampaikan kecemasan serupa. Perempuan ini mengatakan khawatir atas terpilihnya Boris Johnson. Apalagi dia pernah di tempat publik mengalami kekerasan rasial, jilbabnya ditarik dan dia diteror dengan kata-kata kasar. Eidan khawatir rasisme terhadap Islam akan bertambah di negara itu.

"Saya akan coba cari kerja di negara lain mungkin Turki atau Pakistan," kata dia, dikutip Metro.

Tak hanya Eidan, Salma Mahomed melalui akun media sosial juga menyuarakan kekhawatiran.

"Berkulit cokelat, imigran dan Muslim. Rasanya saya dengan kondisi ini perlu mempertimbangkan meninggalkan Inggris dengan segera," tulis Salma.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya