Hingga November, Defisit APBN 2019 Tembus Rp369 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN hingga 30 November 2019 mengalami defisit 2,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau senilai Rp368,9 triliun. Realisasi itu naik 124,6 persen dari target APBN 2019 sebesar Rp296 triliun atau 1,84 persen dari PDB.

Sosialisasi Pajak Bareng Sri Mulyani, Ganjar Minta Warga Jangan Takut

Realisasi itu juga jauh membengkak di bandingkan capaian pada 30 November 2018 yang hanya defisit Rp279,7 triliun atau sekitar 1,89 persen dari PDB. Meski begitu, masih lebih baik ketimbang catatan 30 November 2017 yang defisit Rp349,6 triliun atau mencapai 2,59 dari PDB.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, lonjakan realisasi defisit APBN tersebut dipicu oleh pertumbuhan penerimaan negara yang sangat rendah ketimbang belanja negara. Penerimaan negara tercatat tumbuh 0,9 persen sedangkan belanja negara tumbuh 5,3 persen.

Soal Banjir Rob, Bupati Demak Curhat ke Sri Mulyani Minta Bantuan

"Posisi 0,9 persen jadi ini posisi akhir November yang kita pantau sampai pertengahan Desember di 1,6 persen. Berarti ada harapan perbaikan terutama di sektor-sektor riil," kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis, 19 Desember 2019.

Secara nominal, dia menyebutkan, pendapatan negara pada periode itu mencapai Rp1.677,1 triliun atau baru mencapai 77,5 persen dari target pendapatan negara pada 2019 yang dipatok dalam APBN sebesar Rp2.165,1 triliun.

Sri Mulyani Akui 20 Tahun Desentralisasi Fiskal Banyak PR, Apa Saja?

Sementara itu, untuk belanja negara, tercatat sudah mencapai Rp2.046 triliun hingga 30 November 2019 atau sudah mencapai 83,1 persen dari target belanja negara dalam APBN 2019 yang sebesar Rp2.461,1 triliun.

"Belanja negara tumbuh 5,3 persen didukung transfer ke daerah yang tahun ini tumbuh lebih tinggi dari tahun lalu, 5 persen sedangkan tahun lalu 2,5 persen. Kita juga front loading belanja juga dari sisi financing dalam menjaga APBN kita dalam kondisi ketidakpastian termasuk pelebaran defisit," tegasnya.

Dengan catatan tersebut, maka keseimbangan primer dikatakan Sri hingga 30 November 2019 mengalami kontraksi Rp101,3 triliun atau mencapai 503,7 persen dari target defisit keseimbangan primer yang dipatok dalam APBN 2019 sebesar Rp20,1 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya